Jakarta, Aktual.com – Sebanyak 23 kota dan daerah di dunia menjadi pelopor dengan berkomitmen memangkas secara signifikan produksi sampah hingga 87.000.000 ton di 2030 melalui Deklarasi Mempercepat C40 Menuju Nol Sampah.

Walikota Paris yang juga Ketua C40 Anne Hidalgo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (31/8), mengatakan untuk memenuhi ambisi dari Kesepakatan Paris (Paris Agreement) yang tinggi membutuhkan banyak transformasi dari berbagai aspek kehidupan modern.

“Termasuk pertimbangan kami tentang apa saja yang kami buang,” katanya.

Dengan adanya komitmen ini, Hidalgo mengatakan kota-kota tersebut segera mengerjakan apa yang harus dilakukan, menciptakan praktik-praktik baru untuk membangun kota yang lebih baik untuk generasi yang akan datang. Terlebih, di masa depan masyarakat akan lebih banyak tinggal di kota-kota besar.

Sementara itu, Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan untuk menjadikan Tokyo sebagai kota terdepan dan sadar lingkungan, akan dilakukan tindakan ambisius untuk mengurangi dan mendaur ulang sampah kota.

“Tokyo berharap setiap warga kota menjadi lebih sadar akan gerakan ‘mottainai’ (terlalu berharga untuk disia-siakan) dan mengubah perilaku mereka. Sebagai anggota pengarah C40 , saya akan bekerja bergandengan tangan dengan kota-kota besar dunia, dan memajukan inisiatif,” kata Koike.

Para pemimpin dari 23 kota dan daerah di dunia menandatangani Deklarasi Mempercepat C40 Menuju Nol Sampah, dengan target memotong produksi sampah per kapita sebesar 15 persen pada 2030. Lalu, mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke tempat pembuangan sampah (landfill) dan insenerator hingga 50 persen.

Komitmen tersebut akan menghindari pembuangan setidaknya 87 juta ton sampah pada 2030.

Kota dan daerah penandatangan meliputi Auckland, Catalonia, Kopenhagen, Dubai, London, Milan, Montreal, Navarra, New York, Newburyport, Paris, Philadelphia, Portland, Rotterdam, San Francisco, San Jose, Santa Monica, Sydney, Tel Aviv, Tokyo, Toronto, Vancouver dan Washington DC.

Sebanyak 150 juta penduduk hidup di 23 kota dan daerah tersebut akan mengakselerasi transisi menuju nol sampah dan akan mengurangi buangan setidaknya 87 juta ton sampah di 2030.

Sebagai catatan, 1,3 miliar ton sisa makanan tahunan di seluruh dunia dikirim ke tempat pembuangan sampah setiap tahun terurai menjadi metana, yang merupakan gas rumah kaca yang jauh lebih kuat daripada CO2, dan sudah menyumbang 25 persen dari pemanasan global saat ini.

Karenanya, transformasi limbah padat dan sistem manajemen material secara global dapat mengurangi emisi global hingga 20 persen. Komitmen ini juga diupayakan meluas dalam Konferensi Tingkat Tinggi Aksi Perubahan Iklim Global (the Global Climate Action Summit/GCAS) yang akan digelar di San Francisco, Amerika Serikat, pada 12-14 September 2018.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: