Ilustrasi Warga Tanjungpinang, Kepri, mengumpul sampah di salah satu bank sampah.

Tanjungpinang,Aktual.com- Waki kota Tanjungpinang  Provinsi Kepulauan Riau, Rahma menyatakan tekadnya untuk terus mempertahankan  pengelolaan sampah berstandar keseimbangan lingkungan sehingga tidak menimbulkan masalah seiring peningkatan produksi sampah sebagai dampak dari semakin bertambahnya berbagai aktivitas masyarakat.

”Saat ini produksi sampah di Tanjungpinang rata-rata 92 ton per hari atau   54 ribu ton per tahun itu tetap kita kelola dengan standar dan berapapun peningkatan tumpukan sampah agar tidak menimbulkan masalah,” ucap Wali kota Rahma di Tanjungpinang, Minggu.

Kebijakan pengelolaan sampah di Tanjungpinang itu juga disampaikan Wali kota Rahma saat menerima kunjungan kerja  Tim Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sabtu(11/9).

Tanjungpinang sebagai Ibu kota Provinsi Kepulauan Riau merupakan sebuah kota kecil dengan luas daratan sekitar 131,54 km2 dan luas wilayah lautan sekitar 107,96 km2.

“Pengelolaan sampah dengan pilah sampah dari rumah terus kami sosialisasikan kepada masyarakat agar senantiasa berupaya melakukan pengurangan sampah baik organik maupun anorganik,” ungkap Rahma.

Rahma juga menjelaskan bahwa sampai dengan saat ini telah terbentuk 42 kelompok bank sampah, satu kelompok pengolahan sampah organik dan dua kelompok rumah kreatif. Dengan Capaian pengurangan pada semester 1 tahun 2021 adalah sebesar 9,224 ton atau sebesar 17 persen.

Sisa aktivitas darat maupun laut tidak hanya dapat memberikan dampak yang bersifat lokal, namun lebih luas lagi yaitu perubahan iklim. Di mana pembakaran dan pembusukan sampah menyumbang emisi gas rumah kaca penyebab perubahan iklim.

Menurut Rahma, Tanjungpinang turut serta dalam program nasional terkait perubahan iklim yakni Program Kampung iklim (Proklim). Bahkan pada tahun 2020, merupakan satu-satunya yang menjalankan program ini di Provinsi Kepri.

“Alhamdulillah Tanjungpinang saat ini memiliki 24 Proklim, tiga di antaranya telah mendapatkan penghargaan Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berupa Apresiasi Proklim Utama,” ujar Rahma.

Rahma menyampaikan bahwa bank sampah juga mengelola sampah di sekitaran pelantar dan pasar tradisional. Dari bank sampah dapat membantu perekonomian warga sekitar Kelurahan Kemboja dan Kelurahan Tanjungpinang Barat.

“Melalui bank sampah sudah menghasilkan sesuatu yang bernilai jual. Dari sampah yang tidak berguna menjadi sesuatu yang memiliki nilai manfaat dan nilai ekonomi”, ujarnya.

Sementara itu, Plt. Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP RI Pamuji Lestari mengatakan penanganan sampah merupakan masalah bersama dan harus menjadi perhatian semua pihak, di hulu pemerintah berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah, dan di hilir pemerintah memanfaatkan teknologi untuk mengelola dan memilah sampah, termasuk tempat penampungan sementara (TPS) dan pusat daur ulang (PDU).

Dia mengharapkan kgiatan ini dapat menjadi stimulan untuk menggerakkan dinamika perekonomian yang berbasis pada kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

“Ino sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi dan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil terutama dibidang penanggulangan pencemaran sampah pesisir dan laut,” ujar Pamuji.

Pad kunjungan kerja kali ini, KKP RI turut menyerahkan bantuan berupa tong sampah, alat pres sampah dan motor kaisar sebagai sapras pendukung untuk pengelolaan di bank sampah Tanjungpinang.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra