Dari pengakuan ibu korban AR, kata dia, dalam insiden meninggal anaknya itu panitia pembagian sembako tidak siap menyelenggarakan acara yang dihadiri massa yang besar.

Salah satu tolok ukurnya, kata dia, fasilitas kesehatan dan keamanan tidak seimbang dengan jumlah massa yang datang. “Seusai AR terinjak dan butuh pertolongan, AR dibawa ke tenda media untuk mendapat pertolongan tetapi pos kesehatan kosong dan tidak ada tenaga medis,” katanya.

Hikmah mengatakan bahwa ibu dari AR juga sulit membedakan peserta dan panitia karena tidak ada atribut yang jelas, terlebih rasio jumlah panitia tampak tidak sebanding dengan peserta.

“Organisasi dari panitia tergolong riskan. Seharusnya bisa diperkirakan berapa jumlah panitia yang diperlukan untuk jumlah massa tertentu. Apalagi, kupon pembagian sembako juga sudah diperhitungkan dan disebar,” katanya.

Ibu dari AR masih terpukul dengan kejadian meninggalnya sang buah hati dan beberapa kali pingsan serta tidak mau makan. Begitu juga dengan keluarga MJ yang masih terguncang dengan insiden itu.

Ant

(Wisnu)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara