“Itu harus diajarkan bagi anak untuk secara terbuka, anak bisa menilai lagi karena tahu. Prinsipnya, dia harus menghormati keragaman dan menghormati pilihan orang lain tanpa ‘membully’. Beda tidak apa-apa tapi tetap berteman,” kata dia.
Kepedulian anak dalam isu-isu politik, kata dia, tidak boleh dibendung karena berpotensi mematikan jiwa kritis anak. Walau bagaimanapun beda pendapat di manapun termasuk lingkungan keluarga itu tidak masalah.
“Anak yang asertif dapat menyampaikan pendapatnya. Dia tidak harus terkungkung pendapat orang lain. Perlu diarahkan bahwa keragaman di Indonesia itu alami. Kealamian itu harus menjadi pelajaran bagi anak-anak kita,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid