Jakarta, Aktual.com – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyatakan, kualitas siaran televisi di Indonesia masih di bawah standar.

Hal ini diungkapkan ketika KPI mengumumkan hasil survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi periode pertama 2018 di Jakarta, Rabu (25/7).

Dalam survei yang dilakukan pada April lalu, secara umum, indeks yang didapat dari delapan kategori program siaran televisi yang disurvei sebesar 2,84.

Sedangkan standar minimal KPI adalah 3,0.

“Delapan kategori hasil indeksnya 2,84 menunjukkan belum berkualitas karena standar kami 3,00,” kata Ketua Litbang KPI, Andi Andrianto.

Di tempat yang sama, Ketua KPI Yuliandre Darwis mengemukakan, terdapat empat kategori program yang lolos standar dalam survei KPI.

“KPI baru menilai empat kategori program siaran yang dikategorikan sesuai dengan semangat Undang-undang Penyiaran Tahun 2002 yaitu program wisata budaya, religi, anak dan talk show, yang memenuhi standar kualitas KPI,” ungkap Yuliandre Darwis.

Keempat kategori program tersebut masing-masing mendapat indeks di atas standar indeks KPI sebesar 3,0. Misalnya wisata budaya mendapatkan indeks KPI 3,21; anak mendapatkan indeks 3,7; lalu religi mendapatkan indeks 3,19; dan talk show mendapatkan indeks 3,01.

Sementara, empat kategori program lainnya tidak lolos standar indeks kualitas KPI. Seperti berita yang hanya mendapat indeks sebesar 2,98, infotainment sebesar 2,35, variety show sebesar 2,51, dan sinetron sebesar 2,41.

“Empat program seperti berita, infotaiment, sinetron, dan veriety show belum memenuhi standar kualitas KPI. Kategori ini harus mendapat perhatian serius dari KPI, stasiun tv dan stakeholders yang lain yang terkait,” terang Andre.

KPI juga menyebut empat kategori program di bawah indeks standar kualitas memiliki beberapa catatan. Siaran program berita di sejumlah televisi banyak yang belum berimbang.

“Berita indeksnya 2,98 tipis (hampir memenuhi standar). Menjadi catatan soal faktualitas, sebagian unsur berita ada unsur opini hiperbola dan menampilkan keadaan yang sensasional,” terang Andi.

Sedangkan, pada kategori program infotaiment, variety show, dan sinetron masih dinilai memiliki unsur berlebihan dalam mengekspose privasi seseorang, kurang kepekaan sosial dan mengandung unsur kekerasan. Survei ini melibatkan 120 panelis ahli dari 12 perguruan tinggi di Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan