Jakarta, aktual.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengapresiasi atas penghargaan antikorupsi internasional di Malaysia yang diterima oleh penyidik KPK Novel Baswedan.
“KPK berterima kasih atas perhatian dari berbagai pihak yang terus mendukung dan ikut mengawasi penuntasan kasus penyerangan Novel Baswedan,” ucap Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri di Jakarta, Rabu [12/2].
Sebelumnya, Novel menghadiri dan menerima langsung penghargaan antikorupsi internasional di Malaysia, Selasa (11/2) malam. Novel menerima langsung dari Perdana Menteri Malaysia Tun Dr. Mahathir Mohamad dalam acara makan malam di Putrajaya Marriot Hotel, Putrajaya, Malaysia.
Novel menerima penghargaan tersebut atas kerja keras, keberanian, dedikasi, dan komitmen dalam memberantas korupsi.
Lebih lanjut, Ali menyatakan Novel dianggap sebagai sosok yang tepat menerima penghargaan tersebut karena pada 11 April 2017 mendapatkan serangan berupa penyiraman air keras oleh orang yang tak dikenal sepulangnya dari ibadah shalat Subuh.
“Hingga kini, Kepolisian baru bisa menangkap dua orang pelaku lapangannya, otak intelektual yang mendalangi penyerangan terhadap Novel Baswedan belum juga diketahui,” kata Ali.
Ia menyatakan sejak peristiwa itu, kondisi mata Novel terus memburuk. Hingga saat ini, Novel masih harus terus menjalani perawatan ke Singapura.
“Kondisi yang terbaru adalah mata kiri Novel yang selama ini menjadi tumpuannya, kini hanya bisa melihat cahaya. Novel kini terpaksa bertumpu dengan mata kanan yang kemampuan melihatnya tinggal 60 persen, dengan syarat menggunakan lensa khusus,” tuturnya.
KPK, kata dia, terus mengharapkan pelaku penyerangan Novel bisa mendapat hukuman seadil-adilnya.
“Selain itu, KPK berharap kasus penyerangan terhadap Novel bisa benar-benar tuntas sampai ke penemuan otak intelektualnya. Hal ini harus dilakukan supaya tidak ada lagi penyerangan terhadap penegak hukum yang tengah menjalankan tugas,” ujar Ali.
Selain Novel, penghargaan tersebut juga diberikan kepada almarhum Kevin Anthony Morais, penuntut pada Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia yang terbunuh pada 2015.
Dalam acara tersebut, sekaligus dilakukan peluncuran Perdana International Anti-Corruption Champion Foundation (PIACCF).
Organisasi tersebut dibentuk dengan tujuan mendukung pegawai lembaga antikorupsi yang menjadi target atau yang terancam jiwa, keselamatan, atau kehormatannya karena memiliki komitmen dalam penyidikan dan pemberantasan korupsi.
Artikel ini ditulis oleh:
Eko Priyanto