Jakarta, Aktual.com — Mangkirnya Ketua DPR RI Setya Novanto dari panggilan KPK mendapat respon negatif yang luar biasa, bahkan menjadi perbincangan di semua lapisan masyarakat. Tersangka kasus korupsi proyek e-KTP kian menjadi sorotan setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.
Hal tersebut justru membuat publik beranggapan bahwa ini hanya akal-akalan Ketua Umum Partai Golkar, karena dinilai sudah melewati batas. Bergulirnya kemarahan kolektif atas tontonan berita Setya Novanto selaku wakil rakyat terus tersaji di media-media hingga membuat time line sosial media dipenuhi caci maki dan lontaran amarah.
Aktivis anti korupsi Jawa Barat, Siti Nurjannah dari Kaukus Perempuan Anti-Korupsi (KPAK) meminta KPK tegas menindak para politisi busuk korup yang tersebar baik di parlemen maupun pemerintahan. KPK diminta pro-aktif melalukan pencegahan dengan bertindak sedini mungkin melalui gerakan antisipasi lolosnya para koruptor menjadi penguasa.
“Perhelatan Pilkada serentak 2018 seharusnya menjadi fokus KPK, KPU, Bawaslu dan pemilih, bagaimana bisa menghasilkan pemimpin yang tidak hanya bersih melainkan juga anti-korupsi,” paparnya saat mendatangi gedung KPK untuk meminta melakukan pencegahan lolosnya koruptor menjadi calon kepala daerah di Jawa Barat, Sabtu, (18/11).
Siti Nurjannah menyampaikan, dirinya bersama tim KPAK Jabar secara khusus meminta KPK menindaklanjuti  dugaan adanya gratifikasi mobil Mitsubishi Pajero Sport bernomor polisi B 104 ANA kepada Bupati Indramayu Anna Sophanah dan puteranya anggota DPR asal partai Golkar Daniel Muttaqien, yang merupakan salah satu bakal calon wakil gubernur Jawa Barat.

Artikel ini ditulis oleh: