Wakil Ketua KPK Basari Pandjaitan bersama sejumlah penyidik saat menunjukkan barang bukti uang yang ditaruh di dalam 33 tas dalam konferensi pers yang digelar di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (24/8) malam. KPK menyita uang dari Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono, sejumlah Rp 20,74 miliar, 4 kartu ATM dari penebit yang berbeda. Barang bukti uang pecahan Rupiah, Dolar Amerika Serikat, Poundsterling, dan Ringgit senilai Rp 18,9 miliar serta rekening Mandiri dengan saldo senilai Rp 1,174 miliar. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Komisi Pemberantasan Korupsi mencurigai uang suap Rp20 miliar lebih milik Direktur Jenderal Perhubungan Laut Antonius Tonny Budiono, tak hanya berkaitan dengan proyek pengerukan Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah.

“Pertanyaan ini kasus apa saja? Ini sedang didalami. Jumlah (suap) memang banyak, jadi nggak mungkin cuma satu, pasti ada dari beberapa kasus. Ini masih dalam pengembangan oleh tim,” terang Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan, di kantornya, Jakarta, Kamis (24/8).

Basaria meminta publik untuk bersabar, sebab kasusnya pun baru diungkap kemarin, Rabu (23/8). Dan dalam pemeriksaan sejak kemarin, Tonny pun tak bisa menjelaskan secara rinci dari mana saja uang yang dia terima.

Untuk proyek pengerukan Pelabuhan Tanjung Mas sendiri anggarannya sebesar Rp44,15 miliar, sedangkan suap yang berhasil dideteksi oleh KPK sebesar Rp18,9 miliar dalam bentuk tunai dan dalam rekening Bank Mandiri Rp1,147 miliar.

“ATB nggak mungkin kita desak untuk mengingat semuanya, sudah terlalu banyak, bingung jadinya. Dia hanya ingat pada saat diperiksa jumlahnya sekian dari siapa. Sabar dulu,” papar Basaria.

 

Laporan Mochammad Zhacky Kusumo

Artikel ini ditulis oleh: