Ketua KPK Agus Rahardjo (kedua kiri) didampingi Wakil Ketua Laode Syarif (kiri) dan Saut Situmorang (kanan), Jamintel Kejaksaan Agung Adi Toegarisman (kedua kanan) memberikan keterangan pers mengenai operasi tangkap tangan (OTT) terkait dugaan suap Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (1/4/2016). Dalam OTT itu KPK berhasil menangkap dua orang dari PT Brantas Abipraya dan satu orang pihak swasta serta barang bukti 148.835 USD yang diduga untuk melakukan suap guna menghentikan penanganan kasus PT Brantas Abipraya di Kejati DKI Jakarta.

Jakarta, Aktual.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah mengendus bau korupsi diberbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dugaan lembaga antirasuah menjurus terhadap nama-nama Direksi beberapa perusahaan plat merah.

Ketua KPK, Agus Rahardjo pun tak menampik dugaan tersebut. “Direktur BUMN terima di Singapura? Kasus itu ada dan tidak hanya satu, dan nilainya pasti tidak kecil,” beber Agus usai menghadiri acara di bilangan Kuningan, Jakarta, Rabu (14/9).

Lebih jauh disampaikan Agus, ada beberapa pejabat yang memang membuka rekening di Singapura. Tudingan KPK, rekening itu untuk menampung uang haram agar tidak terdeteksi oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Kendati demikian, Agus memiliki keyakinan bahwa pihaknya bisa membongkar dugaan skandal para Direksi BUMN. Sebab, ada kesepakatan bersama antara KPK dengan Biro Investigasi Praktik Korupsi Singapura (CPIB).

“Sekarang sedang ditelusuri, didalami. Hati-hati karena ada kerjasama dengan KPK-nya Singapura (CPIB),” ujar mantan Ketua Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP).

Tapi sayangnya, dalam kesempatan yang singkat ini Agus enggan membeberkan BUMN mana yang Direksinya masuk radar KPK. Dia beralasan bahwa dugaan ini masih ditelusuri lebih dalam.

“Kalau sedang dilakukan penyelidikan, ya jangan. Mudah-mudahan kita bisa usut lebih cepat,” tutur Agus.

Laporan: M Zhacky Kusumo

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby