Seorang pejalan kaki menyeberang menggunakan jembatan penyebrangan orang (JPO) yang dipasang spanduk bertuliskan KPK " Berani Jujur Hebat" Berani Periksa Ahok Hebat" di JPO Kuningan, Jalan. HR. Rasuna Said, Jakarta, Selas (8/12/2015). Seruan lewat spanduk dukungna terhadap KPK untuk berani periksa Ahok terpasang di JPO yang dekat dengan kantor KPK.

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan mengatakan survei KPK di dua kota di Jawa Tengah menemukan hanya empat persen ibu yang mengajarkan anak kejujuran.

“Kajian KPK pada rentang 2012-2013 menemukan bahwa hanya empat persen ibu yang mengajarkan kejujuran pada anak-anaknya. Sementara kejujuran merupakan inti dari pencegahan korupsi,” ujar Basaria dalam seminar perempuan antikorupsi di Jakarta, Senin (19/3).

Hasil kajian itu juga menunjukkan bahwa 80 persen anak mengaku mendapatkan pendidikan dari ibu ketimbang ayah. Oleh karena itu, ibu harus menanamkan kejujuran sejak dini pada anak.

Basaria Pandjaitan menjelaskan hampir separuh penduduk Indonesia adalah kaum perempuan, oleh karena itu perempuan memegang peranan penting dalam pencegahan korupsi.

“Sebagian besar perempuan Indonesia merupakan ibu rumah tangga, yang memiliki peran besar dalam mendidik anaknya.” Basaria menyebutkan kejujuran harus dimulai dari pikiran dan tindakan, serta menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan. Jika kejujuran betul-betul dilaksanakan maka tidak akan terjadi korupsi.

Kejujuran, lanjut dia, harus dimulai dari lingkungan terkecil mulai dari keluarga. Perempuan sebagai agen antikorupsi harus berani mengatakan yang benar adalah benar, begitu juga ketika salah serta hidup sederhana.

“Sabar dan syukuri yang ada, karena salah satu pemicu adalah kerakusan, tidak syukur dengan apa yang diterima,” cetus dia.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Antara