Jakarta, Aktual.com — Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah ruang kerja Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Dody Jocom, Selasa (1/3) lalu. Ada tiga ruang yang digeledah penyidik pada Gedung B yang menjadi ruang kerja Dody Jocom, masing-masing di lantai 10, lantai 4 dan lantai 6.

Pada saat penggeledahan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo berada di Alun-Alun Simpang Lima, Kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Di Kota Lunpia tersebut, Mendagri tengah menghadiri Hari Ulang Tahun ke-97 Pemadam Kebakaran (Damkar) yang dirayakan setiap tanggal 1 Maret.

“Penggeledahan pas acara Damkar di Semarang, silahkan bongkar (saja), eh besoknya tersangka,” tutur Tjahjo dalam Rakernas Satpol PP dan Satlinmas di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (3/3).

Diungkapkan dia, lembaga antirasuah pimpinan Agus Rahardjo itu sejak lama menjadi panglima terdepan dalam memberantas tindak pidana korupsi. Khusus pada kasus yang membelit Dody Jocom yang ditetapkan sebagai tersangka bersama mantan General Manajer Divisi Gedung PT Hutama Karya (Persero), Budi Rachmat Kurniawan, ia menyatakan penyidik KPK mengungkapnya secara perlahan namun pasti.

Dody Jocom ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu (2/3) kemarin. Ia diduga melakukan tindak pidana korupsi pada pengadaan dan pelaksanaan pembangunan Gedung Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Dalam proyek yang menggunakan tahun anggaran 2011 itu, KPK memperkirakan kerugian negara yang disebabkan mencapai Rp 34 miliar dari total nilai proyek sebesar Rp 125 miliar.

“KPK pelan, merayap. Ini kasus tahun 2011, pembangunan seluruh kampus IPDN,” kata Tjahjo.

Sebelum Dody ditetapkan sebagai tersangka, Tjahjo mengaku telah dipanggil oleh KPK. Lalu, dijelaskan bagaimana hasil pengembangan penyidik dilapangan terkait kasus dugaan korupsi yang dilakukan Dody Jocom. Dijelaskan pula hal lain yang dicontohkan oleh Tjahjo layaknya kerjasama katering.

“Saya dipanggil KPK, ‘Ini loh ada telaah KPK mengenai salah satu instrumen Bapak di Dagri’. (Jadi) bukan bangunannya saja, kenapa kateringnya kok yang masak Bu Risma terus selama 10 tahun, misalnya begitu,” tuturnya menunjuk Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang hadir dalam kesempatan tersebut.

“Kenapa yang buat seragam harusnya bisa dua kali kok empat kali setahun. Kok yang menjahit itu terus, padahal jahitannya enggak baik, gampang protol. Itu KPK punya data (semua),” lanjut Tjahjo.

Artikel ini ditulis oleh: