Petugas KPU dan warga mengangkut kotak berisi logistik pemilu kepala daerah (Pilkada) saat pendistribusian dari KPU Denpasar, Sabtu (5/12). KPU Denpasar dan 5 kabupaten lainnya di Bali mulai mendistribusikan logistik dan peralatan Pilkada serentak ke desa/kelurahan yang ditargetkan selesai dalam dua hari ke depan. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/foc/15.

Jakarta, Aktual.com – Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia melibatkan empat perusahaan yang tersebar di Pulau Jawa, untuk memenuhi kebutuhan logistik Pemilihan Umum Presiden dan Legislatif 2019 berupa kotak dan bilik suara.

“Keempat perusahaan pemenang lelang itu adalah PT Karya Indah Multiguna di Kota Bekasi, PT Cipta Multi Buana Perkasa di Tangerang, PT Asada Mitra Packindo Serang Banten dan PT Intan Ustrix di Surabaya,” kata Komisioner KPU Ilham Saputra, di Bekasi, Minggu (30/9)

Ia menyebutkan empat perusahaan itu saat melakukan peninjauan produksi kotak dan bilik suara di PT Karya Indah Multiguna Jalan Narogong KM 12,5 Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu sore.

Dari keempat perusahaan yang bergerak di bidang usaha kemasan kertas, PT Karya Indah Multiguna menjadi perusahaan yang memperoleh oplah produksi terbanyak, yakni 2.399.583 (59,10 persen) kotak suara dan 994.628 (47 persen) bilik suara.

PT Cipta Multi Buana Perkasa di Pergudangan Sentra Kosambi, Blok G Nomor 10-16 Dadap, Tangerang, Banten memperoleh oplah produksi sebanyal 540.940 (13,32 persen) kotak suara dan 811.172 (38,34 persen) bilik suara.

PT Asada Mitra Packindo di Serang Banteng memproduksi 132.898 (3,27 persen) kotak suara.

Sedangkan PT Intan Ustrix di Jalan Raya Roomo 425, Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur, memproduksi 986.658 (24,30 persen) kotak suara dan 310.099 (14,66 persen) bilik suara.

Dikatakan Ilham, dana yang dialokasikan untuk pengadaan kotak suara tersebut mencapai Rp284 miliar lebih, sementara bilik suara mencapai Rp59,8 miliar lebih.

Ilham mencatat kebutuhan dana logistik tersebut diklaim mengalami penghematan uang negara hingga Rp278 miliar lebih dari harga prediksi sendiri (HPS), sedangkan bilik suara mengalami penghematan Rp79 miliar lebih dari HPS.

“Harga yang dihitung ini sudah termasuk biaya distribusi logistik ke sejumlah daerah di Indonesia,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby