Jakarta, Aktual.com — Direksi Bank Papua mengakui bahwa dividen bank milik Pemerintah Provinsi Papua itu pada 2014 mengalami penurunan hingga 50 persen dibanding 2013.
“Pada 2013 dividen perusahaannya mencapai Rp300 miliar namun pada 2014 turun menjadi Rp150 miliar. Deviden inilah yang turut berkontribusi kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Papua tiap tahunnya,” ujar Direktur Umum dan Operasional Bank Papua Sarly Parrangan di Jayapura, ditulis Kamis (9/7).
Menurut Sarly, penurunan pendapatan dari dividen itu antara lain disebabkan oleh penurunan kualitas kredit atau peningkatan kredit bermasalah (NPL).
“Kami juga telah membentuk tim penyelamatan kredit bermasalah untuk mengatasi kredit bermasalah terutama yang dalam tingkat macet,” ujarnya.
Dia menjelaskan tim penyelamatan kredit bermasalah telah menjalankan selama satu bulan, namun belum dapat mengatasi secara keseluruhan masalah yang dihadapi pihaknya.
“Kami berharap ke depan permasalahan ini dapat diselesaikan sehingga Bank Papua dapat berkontribusi lebih besar pada PAD,” katanya lagi.
Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe mengagendakan investigasi atas kredit macet yang dialami Bank Papua yang menyebabkan munculnya isu ketiadaan dividen bank daerah itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka