Petugas teller melayani transaksi keuangan nasabah di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Mandiri Jakarta Juanda, Jumat (8/7). Untuk meningkatkan pelayanan selama masa libur Idul Fitri 1437 Hijriyah, Bank Mandiri membuka layanan di sekitar 257 kantor cabang di seluruh Indonesia secara bergantian hingga 9 Juli untuk melayani pembayaran setoran bahan bakar minyak ke Pertamina oleh SPBU dan melayani transaksi perbankan terbatas seperti pemindahbukuan dan penyetoran tunai. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/ama/16.

Jakarta, Aktual.com – PT Bank Mandiri Persero Tbk mengalami penurunan laba bersih hingga 28,7 persen pada semester I-2016 atau hanya menjadi Rp7,08 triliun, dari Rp9,92 triliun di semester I-2015. Laba Mandiri tersebut tertekan disebabkan naiknya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) menjadi 3,86 persen (gross) dari 2,43 persen.

“Penurunan laba karena naiknya biaya pencadangan menjadi Rp9,9 triliun dari Rp4 triliun. Itu (biaya pencadangan) untuk antisipasi risiko peningkatan kredit bermasalah,” ujar Sekretaris Perusahaan Mandiri Rohan Hafas dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa (26/7).

Mengenai tingginya NPL tersebut, Rohan mengatakan ke depannya, Mandiri akan menerapkan kebijakan mitigasi risiko yang lebih kuat. Emiten bersandi BMRI tersebut akan memperkuat fungsi risiko, meningkatkan “Risk Acceptance Criteria” (RAC), dan juga restrukturisasi dan pemulihan kredit bermasalah.

Meskipun laba turun, berdasarkan laporan keuangan, penyaluran kredit Mandiri naik 10,5 persen menjadi Rp610,9 triliun. Saluran kredit tersebut menyumbang pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Rp24,2 triliun atau tumbuh 8,9 persen (yoy).

Dengan pertumbuhan kredit tersebut, marjin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) Mandiri naik 6,23 persen dari 5,76 persen. Sedangkan pendapatan non bunga Mandiri sebesar Rp9,19 triliun atau naik 20,1 persen.

Dengan capaian intermediasi tersebut, Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) Mandiri sebesar 88,1 persen.

Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) Mandiri menjadi Rp691,4 triliun di semester I-2016 dari Rp654,9 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari DPK tersebut, total dana murah (giro dan tabungan) Rp439,4 triliun, yang terutama didorong oleh peningkatan tabungan sebesar Rp37,1 triliun menjadi Rp273,6 triliun.

Dengan capaian kredit dan DPK tersebut, aset Mandiri terkumpul Rp971,4 triliun, atau bertambah dari semester I-2015 sebesar Rp914,07 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka