Jakarta, Aktual.co — Program kredit usaha produktif (KUP) yang digagas Bupati Kudus Musthofa, diharapkan bukan sekadar program sensasional, karena program serupa pernah ada namun tidak membuahkan hasil maksimal.
Hal ini dikatakan oleh Koordinator Gerakan Masyarakat Transformasi Kudus, Slamet Machmudi, di Kudus, Minggu (8/2).
“Program KUP tersebut hampir sama dengan Kredit Usaha Tani (KUT) pada era 1990-an yang hingga kini tak jelas pengembalian dananya,” ujarnya.
Meskipun tidak bisa disamakan, secara konsep memiliki mekanisme dan tujuan yang nyaris sama, seperti pemberian kredit tanpa agunan dan bertujuan untuk kesejahteraan rakyat.
Jika hal itu dipersiapan secara matang dan benar, KUP bakal menjadi jawaban UMKM yang selama ini menghadapi kendala permodalan. Apalagi, selain tanpa agunan, bunga pinjaman yang ditawarkan juga cukup rendah dibanding lembaga keuangan konvensional.
Program sebelumnya juga dinilai banyak menyentuh pada Kredit Komersil sehingga program pengentasan kemiskinan belum maksimal. Untuk memberikan kemudahan, KUP tersebut ditawarkan dengan bunga pinjaman yang lebih murah sekitar 6 persen per tahun dan tanpa agunan.
Nilai pinjaman permodalan disesuaikan dengan kategori kartu UKM KUP sebagai sertifikat kredit dan penjaminan untuk berbagai bidang usaha.
Untuk kartu UKM berwarna merah untuk pinjaman maksimal Rp5 juta, biru maksimal Rp10 juta, hijau maksimal Rp15 juta, dan abu-abu maksimal Rp20 juta.
Sebelum menjalankan program KUP tersebut, Pemkab Kudus masih melakukan verifikasi data UKM yang ada, melalui desa, kecamatan, dan dinas terkait.

Artikel ini ditulis oleh: