Palestinian kidney patients lie on hospital beds, as health officials say they are running out of fuel to operate dialysis devices, amid the ongoing Israeli-Palestinian conflict, at Naser hospital in Khan Younis in the southern Gaza Strip October 15. REUTERS/Mohammed Salem

Jakarta, Aktual.com – Satu-satunya rumah sakit pengobatan kanker di Jalur Gaza menghentikan operasionalnya setelah kehabisan bahan bakar, mengancam nyawa 70 pasien kanker.

Direktur rumah sakit Persahabatan Turki-Palestina, Subhi Skaik, menyampaikan keputusan sulit tersebut dalam konferensi pers, Rabu (1/11) waktu setempat.

“Kami memberi tahu dunia untuk jangan membiarkan pasien kanker meninggal hanya karena rumah sakit tidak dapat berfungsi,” ungkap Subhi Skaik.

Menteri Kesehatan Palestina, Mai al-Kaila, mengonfirmasi situasi darurat tersebut dan menambahkan bahwa jumlah total rumah sakit yang tidak beroperasi di Jalur Gaza kini mencapai 16 dari 35.

“Kehidupan 70 pasien kanker di rumah sakit sangat terancam,” katanya.

Al-Kaila juga menyoroti kondisi kesehatan yang memburuk akibat agresi Israel di Jalur Gaza dan pengungsian massal, dengan sekitar 2.000 pasien kanker hidup dalam kondisi sangat buruk.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, Israel memberlakukan blokade total, pengeboman besar-besaran, dan operasi darat sebagai respons. Meskipun Israel menargetkan Hamas, dampaknya terhadap kemanusiaan sangat serius.

“Jumlah korban jiwa di Gaza pada Rabu mencapai 8.796 warga Palestina, termasuk 3.648 anak-anak,” ungkap kementerian kesehatan setempat.

Kondisi krisis humaniter di Jalur Gaza semakin memprihatinkan dengan kelangkaan makanan, bahan bakar, air minum, dan obat-obatan, sementara rumah sakit berjuang untuk memberikan perawatan yang memadai.

Artikel ini ditulis oleh:

Jalil