Sejumlah warga mengikuti unjuk rasa Bersih 4.0 di Kuala Lumpur, Sabtu (29/8). Puluhan ribu warga Malaysia turun ke jalan menyuarakan empat tuntutan yaitu Pemiluhan Umum (pilihan raya) Bersih, Kerajaan Bersih, Penyelamatan Ekonomi dan Hak Membantah (berpendapat). ANTARA FOTO/Rafi Rahman

Jakarta, Aktual.com — Gejolak krisis ekonomi dan politik yang terjadi di Malaysia saat ini terus menjadi perhatian negara tetangga, termasuk Indonesia. Wakil Deputi I Staf Kantor Kepresidenan Yuny Rusdinar mengatakan, meski saat ini pemerintah Malaysia mengalami gejolak politik, pemerintah Indonesia belum mau menarik tenaga kerja Indonesia yang bekerja disana.

“Mungkin tidak perlu sejauh itu ya, sementara ini terkait dengan posisi TKI kita dengan kondisi politik Malaysia, belum pada titik posisi dimana kita harus menarik tenaga kerja kita. Karena yang terjadi adalah persoalan internal Malaysia, bukan diplomatik kedua negara,” ujar Yuny usai menjadi pembicara dalam acara diskusi di Kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (30/8).

Kendati demikian, sambung dia, tentu akan ada tindakan di dalam negeri salah satunya komunikasi yang akan dilakukan langsung oleh kementerian terkait dengan adanya permasalah yang terjadi di Malaysia saat ini.

“Bahwa mungkian akan ada komunikasi kementerian luar negeri untuk memastikan bahwa kita melindungi warga negara Indonesia di Malaysia, terhadap kemungkinan kejadian terkait perkembangan politik di sana. Jadi saat ini langkah yang diambil lebih pada memastikan kondisi politik perkembangan saja,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang
Editor: Nebby