Arsip foto - Anak-anak pengungsi terlihat di dalam sekolah yang berafiliasi dengan UNRWA, di selatan Jalur Gaza pada 23 Oktober 2023. ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/pri. (ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad) (ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Jakarta, aktual.com – Warga Gaza, Palestina, mengalami kelaparan akibat invasi Israel. Blokade Israel memicu kelangkaan bahan pangan, memaksa warga membuat makanan dari pakan ternak.

Salah satu warga, Abu Qusay Abu Nasser (44), menceritakan penderitaan keluarganya yang tak punya pilihan selain menggunakan bahan pakan ternak.

 

“Saya keluar mencari makanan, jagung, dan selai untuk memberi makan anak-anak saya yang kelaparan,” kata Abu Nasser, dikutip Anadolu, Ahad (3/3).

Kelangkaan bahan pangan memaksa warga mencari solusi kreatif untuk bertahan hidup. Beberapa bahan pangan yang seharusnya untuk manusia kini diolah sebagai pakan ternak.

 

Wanita Palestina, Rawiya Rizq, menggambarkan kondisi mencekam di mana tidak ada makanan yang bisa dimakan.

“Kami mengonsumsi pakan ternak yang jumlahnya semakin sedikit, dan penyakit menyebar dengan cepat,” ujarnya.

Bahkan, harga pakan ternak mencapai USD 219 atau setara Rp 3.438.727 untuk tiga kilogram.

 

Pekerja bantuan medis, Mahmoud Shalabi, menjelaskan bahwa warga bahkan mencoba menggiling biji-bijian pakan ternak menjadi tepung, tetapi stok bahan tersebut sudah habis.

Stok makanan kaleng juga telah habis, meninggalkan warga Gaza dengan pilihan makanan yang sangat terbatas.

 

“Orang-orang tidak menemukan apapun di pasar. Apa yang dimakan orang-orang saat ini pada dasarnya adalah nasi, dan hanya nasi,” ungkap Shalabi.

Situasi ini semakin memburuk dengan cepat, mengancam kesehatan warga dan meningkatkan risiko penyakit.

Artikel ini ditulis oleh:

Jalil