Dia mengatakan Perserikatan Bangsa-bangsa memperkirakan krisis kemanusiaan tersebut telah memaksa lebih dari 370.000 ribu pengungsi yang melarikan diri dari Rakhine ke Bangladesh sejak 25 Agustus 2017.
“Jumlah pengungsi yang memperlihatkan satu krisis kemanusiaan yang sangat serius selain pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi,” tuturnya.
Mengingat akses bantuan kemanusiaan internasional yang sulit masuk ke Myanmar khususnya ke negara bagian Rakhine, dia mengapresiasi upaya Indonesia yang menjalin hubungan dengan otoritas Myanmar untuk membicarakan dan mengatasi masalah-masalah kemanusiaan di wilayah itu.
Dia juga mengapresiasi pemerintah Indonesia yang mengantarkan bantuan kemanusiaan bagi orang Rohingya.
“Langkah-langkah semacam itu adalah langkah-langkah diplomasi Indonesia yang memang sangat penting untuk kami, dan kami sangat apresiasi langkah pemerintah Indonesia karena pemerintah Indonesia memegang peranan kunci untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan dan HAM di sana,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pada Rabu melepas bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi Rohingya yang berada di perbatasan Bangladesh dengan Myanmar.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid