Jakarta, Aktual.com — Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan bahwa krisis ekonomi yang dialami Yunani sedikit banyak akan berdampak pada nilai ekspor Indonesia ke negara tersebut.

“Nilai perdagangan Yunani-Indonesia 200 juta dolar AS, tidak terlalu besar tapi cukup signifikan. Namun demikian, melihat dari aspek itu, akan sedikit berdampak pada ekspor Indonesia ke sana (Yunani),” kata Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis (2/7).

Menurut dia, Indonesia memiliki hubungan bilateral yang baik dengan Yunani, salah satunya hubungan kerja sama dalam bidang perdagangan.

“Indonesia punya banyak hubungan baik dengan Yunani, salah satunya perdagangan. Banyak produk Indonesia yang diekspor ke Yunani, seperti kelapa sawit dan komoditas pertanian,” ujar dia.

Oleh karena itu, kata dia, krisis Yunani akan cukup berdampak pada ekspor Indonesia ke negara itu.

Tidak hanya urusan perdagangan, warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Yunani pun diperkirakan juga akan terkena dampak dari krisis ekonomi Yunani.

“Saat ini, Kementerian Luar Negeri mencatat ada sekitar 1.040 WNI yang berdiam di Yunani. Rata-rata mereka bekerja di sektor informal,” ungkap dia.

Dengan perekonomian Yunani yang melambat, Arrmanatha mengaku khawatir banyak WNI akan kehilangan pekerjaan dan terpaksa harus kembali ke Indonesia.

Walaupun demikian, dia meyakini dampak krisis Yunani tidak akan terlalu mengguncang perekonomian dalam negeri Indonesia.

“Memang Indonesia akan mendapat tekanan dari luar, tapi kita optimistis Indonesia punya landasan fundamental cukup baik untuk bertahan,” ujar dia.

Yunani berada di ambang kebangkrutan setelah gagal membayar utang sebesar 1,6 miliar Euro atau sekitar Rp23,6 triliun kepada Badan Pendanaan Moneter Internasional (IMF).

Program penjaminan Yunani sudah berakhir dan sebentar lagi negara itu akan keluar dari zona Eropa (Eurozone).

Artikel ini ditulis oleh:

Eka