Jakarta, Aktual.com – Cendekiawan Muslim, Emha Ainun Najib (Cak Nun) mengatakan, tolak ukur kesalehan seorang muslim secara hakekat adalah, output atau perilaku sosialnya.
“Idealnya orang beragama itu seharusnya memang mesti shalat, ikut misa atau ikut kebaktian, tetapi juga tidak korupsi dan memiliki perilaku yang santun dan berkasih sayang,” kata Cak Nun, dikutip Aktual.com dalam facebook, KataKita, Rabu (1/7).
“Agama adalah akhlak. Agama adalah perilaku. Agama adalah sikap. Agama mengajarkan pada kesantunan, belas kasih dan cinta kasih sesama,” tambahnya.
Ditambahkan Cak Nun, keberagamaan sesorang sesungguhnya bukan hanay dinilai dari kesalehan personalnya, melainkan juga kesalehan sosialnya.
“Bila kita cuma puasa, shalat, baca Al-Quran, pergi ke kebaktian, ikut misa, datang ke pura. Menurut saya, kita belum layak disebut orang yang beragama. Tetapi bila saat bersamaan, kita tidak mencuri uang negara, menyantuni fakir miskin, memberi makan anak-anak terlantar, hidup bersih, maka itulah orang berama,” tegasnya.
Dijelaskan Cak Nun, orang beragama itu adalah, orang yang bisa menggembirakan tetangganya.
“Orang beragama ialah yang menghormati orang lain meski beda agama. Orang yang punya solidaritas dan keprihatinan pada kaum mustadh’afin (kaum tertindas). Juga tidak korupsi dan tidak mengambil yang bukan haknya,” papr Cak Nun.
Dengan demikian, kata Cak Nun, orang beragama itu harus bisa memunculkan sikap dan jiwa sosial yang tinggi. “Bukan orang-orang yang meratakan dahinya ke lantai masjid, sementara beberapa meter darinya, orang-orang miskin meronta kelaparan,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: