Seorang pedagang menata sapi yang dijual di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (29/12). Pemerintah menetapkan kuota impor sapi bakalan sebanyak 600.000 ekor pada 2016 guna memenuhi kebutuhan daging dalam negeri. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Badan Urusan Logistik (Bulog) disebut akan ikut mengurusi 11 komoditas strategis di luar beras. Mulai dari daging sapi, jagung, kedelai, dsn lainnya. Tapi Menteri Perdagangan, Thomas Lembong mengingatkan Bulog agar BUMN ini tidak lupa mengurusi tugas utamanya, soal perberasan.

“Saat ini, dengan adanya gejolak el nino, tugas Bulog untuk mencukupi stok beras perlu kerja keras. Makanya, jangan sampai Bulog kemana-mana tapi tugas utamanya di perberasan malah terbengkalai,” sebut Mendag di Jakarta, Selasa (26/1).

Menurutnya, untuk dapat memenuhi tugas baru dengan mencukupi stok 11 barang komoditas strategis itu, tidak bisa secepat itu. “Jadi masih butuh waktu untuk itu. Karena fokus utama Bulog tetap harus di perberasan,” sindir dia.

Bahkan saat ini, pemerintah sendiri masih merumuskan Perpres mengenai penugasan Bulog yang mengelola stok pangan terhadap 11 komodutas strategis itu.

“Namun kami sangat realistis. Untuk membangun kapasitas itu perlu waktu. Seperti kita lihat tahun lalu ditugasi mengurusi bidang sapi, apalagi mengurusi komodutas lainnya. Kita lihat sekarang (harganya) begini (tinggi),” kata dia.

Kata dia, pemerintah sudah serius menugasi Bulog untuk membantu Kemendag menjaga pasokan daging sapi. Agar harga-harga daging sapi bisa distabilkan. Tapi justru hasilnya bisa dianggap tidak maksimal.

“Pemerintah sudah menugaskan Bulog intervensi di sektor sapi. Tapi karena ini pertama kali mengurus sapi, maka hasilnya tidak akan optimal dan tidak komprehensif,” keluh dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan