Jakarta, Aktual.com – Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahja Purnama alias Ahok mebeberkan banyak kontrak bisnis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bermasalah.

Bahkan Ahok mengaku marah saat tahu kontrak-kontrak bisnis itu justru merugikan perusahaan plat merah dan menguntungkan pihak lain.

“Banyak kontrak di BUMN yang merugikan BUMN, termasuk di Pertamina. Itu yang saya marah. Kenapa kontrak-kontrak ini menguntungkan pihak lain? Itu mens rea-nya tidak ada,” ujar Ahok di akun Youtube Panggil Saya BTP, Jumat (19/11) lalu.

Menanggapi hal itu, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga meminta agar mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak berbicara yang bukan kapasitasnya sebagai komisaris utama PT Pertamina (Persero).

Arya menyebut sikap Ahok yang merasa seperti direktur utama itu dinilai tidak elok.

“Jangan sampai Pak Ahok ini di Pertamina juga menjadi komisaris merasa direktur gitu. Komut merasa dirut itu jangan, harus tahu batasan-batasannya,” tuturnya kepada awak media, Senin (29/11) kemarin.

Arya menambahkan, apa yang disampaikan Ahok sebenarnya juga sudah lama disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir.

“Harusnya beliau lihat juga bahwa apa yang diomongkan beliau itu udah lama diomongkan Pak Erick Thohir. Mulai dari urusan bahwa jangan sampai project-project itu jadi bancakan korupsi, bahwa BUMN itu adalah perusahaan milik negara,” katanya.

Menurut Arya Sinulingga, mungkin Ahok tak mengikuti perkembangan BUMN, padahal sudah banyak kasus di BUMN yang dibawa ke ranah hukum.

“Kemudian juga kalaupun ada kerja sama dengan BUMN harus win-win solution, tidak boleh ada yang dirugikan. Itu semua itu udah dibicarakan oleh Pak Erick jauh-jauh hari,” kata dia lagi.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi