Jakarta- Wakil Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Tjahjo Kumolo memaparkan kronologis pencalonan Komjen Tito Karnavian sebagai Kapolri. Ia menyebut ada tiga opri yang disodorkan Kompolnas kepada Presiden Joko Widodo.

Opsi pertama adalah Kompolnas memberikan masukan apabila Presiden hendak memperpanjang jabatan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.

“Kompolnas memberikan masukan seandainya Bapak Presiden mau memperpanjang Kapolri lama, Bapak Badrodin Haiti,” kata Tjahjo di Jakarta, Rabu (15/6).

Opsi kedua, lanjutnya, Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) Polri menyampaikan kepada Kompolnas tiga nama calon Kapolri.

Ketiga nama petinggi Polri tersebut adalah Komjen Pol. Budi Gunawan, Komjen Pol. Budi Waseso, dan Komjen Pol. Dwi Prijatno. Tidak ada nama Komjen Pol. Tito Karnavian dalam usulan Wanjakti Polri tersebut.

Sementara itu, skenario ketiga adalah Kompolnas mengusulkan enam nama polisi jenderal bintang tiga, yaitu Budi Gunawan, Budi Waseso, Dwi Prijatno, Tito Karnavian, Sjafruddin, dan Suhardi Alius.

“Dari segi prestasi, kalau sudah bintang tiga itu semuanya berprestasi. Hanya pada saat itu pembicaraannya, ini (Tito) masih junior. Tetapi yang namanya bintang tidak ada senior, tidak ada junior,” kata Tjahjo.

Pada Rabu siang, Presiden Joko Widodo mengajukan Komjen Polisi Tito Karnavian yang kini menjabat sebagai Kepala BNPT sebagai calon Kapolri.

“Nama yang diajukan Presiden adalah Komjen Tito Karnavian,” kata Staf Khusus Presiden, Johan Budi, melalui pesan singkat kepada wartawan yang diterima di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.

Presiden telah menyampaikan surat permohonan persetujuan calon Kapolri, yang ditandatangani pada Rabu, 15 Juni 2016, kepada DPR. Proses pergantian Kapolri yang dilakukan Presiden tersebut merujuk pada UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian RI.

Johan menambahkan dalam memilih nama Tito Karnavian, Presjden terlebih dahulu telah mendengarkan masukan dari berbagai pihak baik Kompolnas, Polri, maupun publik.

Pertimbangan lain Presiden dalam memilih Tito yakni untuk meningkatkan profesionalisme Polri sebagai pengayom masyarakat, memperbaiki kualitas penegakan hukum terutama terhadap kejahatan luar biasa seperti terorisme, narkoba, maupun korupsi, sekaligus juga meningkatkan sinergi dengan penegak hukum lain.

Tito Karnavian kini menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Artikel ini ditulis oleh:

Antara