Jakarta, Aktual.co —Tahukah Anda kalau nama latin untuk Elang Jawa kini telah berganti dari Spizaetus Bartelsi sekarang menjadi Nisaetus Barteksi. Burung Elang Jawa ini merupakan salah satu jenis elang berukuran sedang yang endemic (species asli) dari Pulau Jawa dan identik dengan lambang Negara kita, yaitu Garuda, dan sejak tahun 1992 burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.
Secara fisik, mereka memiliki jambul yang terlihat menonjol dari sejenisnya sebanyak 2 hingga 4 helai dengan panjang mencapai 12 cm, hingga mereka biasa disebut juga sebagai Elang Kuncung. Berukuran sekitar 60 sampai 70 sentimeter, berbulu coklat gelap pada punggung dan sayap serta bercoretan coklat gelap pada dada dan bergaris tebal coklat gelap diperutnya, ekor dengan warna coklat bergaris-garis hitam.
“Dengan jumlah populasi di alam bebas yang diperkirakan tinggal hanya 600 ekor, maka Badan Konservasi Dunia Perserikatan Bangsa-bangsa mengkategorikan sebagai satwa yang terancam punah…” ungkap Wawan, Ketua dari KSE (Komunitas Satwa Eksotik) Regional Semarang dihadapan ratusan dari siswa dan siswi SMP dan SMA II (Institut Indonesia) yang beralamat Jl Taman Maluku Semarang, Kamis (23/10). 
KSE Regional Semarang, Kamis (23/10), kembali meggelar tradisi acara yang bertajuk “Noctuday“ yang telah memasuki bagian ke-5.
Noctuday sendiri adalah Program Edukasi Bergulir oleh KSE (Komunitas Satwa Eksotik), dimana pada Noctuday part 5 ini ada yang menarik karena membahas Elang Jawa yang notabene adalah sosok yang mewakili lambang Negara Indonesia.
“Dengan kita mengenalkan Elang Jawa kepada siswa siswi di sini diharapkan mereka tidak hanya mengenal hanya sebagai lambang Negara kita tapi juga dari sisi konservasinya yang menurut IUCN (International Union for the Conservation of nature and Natural resources) dimasukkan dalam katagori ‘Endangred’ atau ‘Genting’,“ tutur Hilmi selaku wakil dari “Sahabat Si Komo“, di Semarang, Kamis (23/10). 
Acara edukasi ditutup dengan sesi tanya jawab dan interaksi langsung dengan satwa-satwa yang dibawa oleh kru KSE Regional Semarang.