Jakarta, Aktual.com — Perseroan Terbatas Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat peningkatan frekuensi penyelesaian transaksi efek sebesar 46,5 persen pada semester pertama 2015 menjadi 2.178.110 kali dari 1.486.272 pada periode sama tahun lalu.
“Sejalan dengan peningkatan itu, KSEI selaku lembaga penyimpanan dan penyelesaian transaksi telah melakukan serangkaian pengembangan infrastruktur pasar modal untuk mempermudah investor,” kata Direktur Utama KSEI Margeret M. Tang dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (12/8).
Perseroan Terbatas KSEI, kata dia, berhasil menyelesaikan salah satu “milestone” pasar modal Indonesia, yaitu fasilitas penyelesaian transaksi dana melalui Bank Indonesia Fasilitas itu, lanjut dia, memungkinkan pemegang rekening KSEI untuk melakukan penyelesaian dana secara lebih mudah dan cepat, karena menggunakan sistem Bank Indonesia yang lebih terpusat.
“Perluasan jaringan pasar modal itu, dilakukan KSEI melalui kerja sama dengan sembilan bank administrator rekening dana nasabah (RDN) yang dua di antaranya merupakan bank syariah,” katanya.
Sembilan bank RDN itu, yakni Bank Central Asia Tbk., Bank CIMB Niaga Tbk., Bank Mandiri Tbk., Bank Permata Tbk., Bank Rakyat Indonesia Tbk., Bank Central Asia Syariah, Bank Negara Indonesia Tbk., Bank Sinarmas Tbk., dan Bank Syariah Mandiri.
Sementara itu, KSEI mencatat total aset di KSEI sampai dengan 31 Juli 2015 sebesar Rp3.089,05 triliun, meningkat tipis dibanding dengan data per 25 Juli 2014 sebesar Rp3.082,77 triliun.
Total aset saham yang tercatat di KSEI sampai dengan 31 Juli 2015, kepemilikannya masih didominasi oleh investor asing. Namun, secara nilai mengalami penurunan dari Rp1.810,48 triliun (65 persen) pada tanggal 25 Juli 2014 menjadi Rp1.757,71 triliun (64 persen) pada tanggal 31 Juli 2015.
Untuk total aset obligasi korporasi dan sukuk yang tercatat sampai dengan 31 Juli 2015, kepemilikannya masih didominasi oleh investor lokal, secara nilai mengalami peningkatan dari Rp202,32 triliun pada tahun 25 Juli 2014 menjadi Rp226,61 triliun pada tanggal 31 Juli 2015. Kepemilikan investor asing juga meningkat dari Rp18,52 pada tanggal 25 Juli 2014 menjadi Rp21,96 triliun pada tanggal 31 Juli 2015.
Artikel ini ditulis oleh: