Ditambahkan politikus Partai Amanat Nasional ini, sebagai mitra kerja pemerintah yang membidangi pengawasan dalam negeri dan sekretariat negara, Yandri berpendapat bahwa anggaran KSP terbilang kecil. Sepengetahuannya, Cuma sekitar Rp 200 milyar per tahun. “Tapi kalau hari ini banyak angkat stafsus, saya kira ingkar janji sendiri,” katanya.

Sementara itu menurut pengamat politik Hendri B Satrio bahwa langkah Presiden Jokowi melalui KSP merekrut Ali adalah untuk mendekati umat Islam dan Ulama. Terlebih, ngabalin adalah ulama yang cukup dikenal di masyarakat.

“Resep jitu yang dimiliki Ngabalin dan tidak dimiliki staf presiden lainnya, adalah ia seorang ulama dan sekaligus politisi, ini belum ada di staf lainnya,” katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (24/5).

Dikatakan Hendri, seharusnya yang merasa tertampar adalah staf khusus lain yang selama ini tidak punya jurus jitu mendekati ulama dan umat islam yang masih oposisi. “Sampai jokowi harus merekrut oposisi, ini memperlihatkan bahwa selama ini belum ada yang bisa punya jurus jitu menggandeng ulama dan umat Islam yang bersebrangan dengan Jokowi,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid