Selain itu, ia pun menyoroti janji pasangan pemimpin DKI Jakarta tersebut untuk memberikan diskon kepada buruh yang berbelanja di Jakmart.

Menurut Said, kebanyakan buruh lajang disebut Said justru jarak memasak sendiri. Terlebih, Jakmart belum tentu ada pemukiman buruh sehingga buruh pun terpaksa harus ke Jakmart, yang tentunya memerlukan ongkos tambahan untuk transportasi.

“Kalau kebanyakan buruh lajang itu membeli masakan jadi di warteg. Karena itu tidak tepat kalau pakai Jakmart, karena tidak ada yang belanja. Jadi Jakmart tidak tepat sasaran,” katanya.

Berdasarkan data KSPI, Said menyatakan jika sebanyak 75% dari jumlah buruh di Jakarta adalah penerima UMP. Berarti 75 persen buruh Jakarta yang jumlahnya jutaan orang akan nombok tiap bulan dan menutupinya dengan cara berhutang, mengurangi gizi kebutuhan hidup serta tinggal di rumah mertua atau orang tua.

“Karena itu stop retorika Anies Sandi dengan lip service menggratiskan Transjarkarta dan pemberian diskon,” pungkasnya.

Laporan: Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid