“Sistem INA-CBGs ini minim anggaran, tidak ada political will dari pemerintah untuk menaikan anggaran ini,” jelas Said.

Sebagaimana diketahui, INA-CBGs merupakan model pembayaran yang digunakan BPJS Kesehatan untuk mengganti klaim yang ditagih rumah sakit berdasar rata-rata biaya suatu kelompok diagnosis tertentu.

Ia pun mencontohkan kematian bayi Debora yang jadi ekses minimnya anggaran INA-CBGs. Menurut Said, seharusnya pemerintah meningkatkan anggaran ini dengan memanfaatkan anggaran kesehatan dari APBN yang alokasinya mencapai 5%.

Sedangkan mengenai upah murah, Said menegaskan jika upah di Indonesia masih sangat rendah dibanding negara ASEAN lainnya. Pernyataan Said ini mengutip dari studi yang dilakukan International Labour Organization (ILO) soal tren ketenagakerjaan di Asia Pasific 2014-2015.

“Upah rata-rata per bulan diIndonesia hanya US$ 174, empat kali lipat di bawah Malaysia yang mencapai US$ 506. Dan masih berada di bawah Thailand US$ 206, Filipina US$ 357,” papar Said.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid