pulau untung jawa (ist)

Jakarta, Aktual.com – Warga Pulau Untung Jawa di Kepulauan Seribu akan lebih mudah mendapatkan air minum. Hal ini dipastikan dengan penandatanganan kerjasama antara Pemprov DKI Jakarta dengan Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jakarta, Rabu (18/1) siang.

Direktur Pengembangan Sistem Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Mohammad Natsir mengatakan bahwa kerjasama ini akan lebih memudahkan warga Pulau Untung Jawa dalam hal pemenuhan air minum, karena teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) dapat menghasilkan air yang dapat langsung diminum. Ia pun menjamin kualitas air hasil penyulingan ini sesuai dengan standar air minum yang telah ditentukan.

“Kualitas selalu dikontrol, nanti akan dilihat kandungan kekeruhan, kandungan garam dan lain lain. Secara rutin akan diperiksa. Peralatan lab nya sudah disediakan, sudah ada,” ungkap Natsir kepada para wartawan usai penandatanganan kerjasama ini di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat.

Air hasil SWRO ini, lanjut Natsir, akan mengurangi beban biaya masyarakat Pulau Untung Jawa. Biaya penyulingan dengan Sistem SWRO sendiri disebut Natsir tidak mencapai Rp200 ribu per kubiknya. Jauh lebih murah jika dibandingkan air isi ulang di Jakarta yang mencapai Rp 300 ribu per kubik.

“Kita membandingkannya jangan dengan air yang tidak siap minum, paling tidak kita bandingkan dengan refill yang Rp6.000 per galon. Artinya Rp300 ribu/kubik, sementara ini (hasil SWRO) tidak akan lebih dari Rp200 ribu/kubik,” imbuhnya.

Selama ini, masyarakat Pulau Untung Jawa memenuhi kebutuhan air minum dari air hujan dan air payau yang diolah dengan Backrish Water Reverse Osmosis (BWRO) yang sangat terbatas. Sementara itu, SWRO akan diadakan dengan menyambungkan langsung ke rumah warga melalui jaringan distribusi sepanjang 6.894 meter yang dapat menyambungkan air langsung kepada 492 KK di Pulau Untung Jawa.

“Yang sudah dilayani saat ini 300 KK. Bebas biaya pemasangan dan selama dimanfaatkan belum dikenakan tarif karena kami tidak bisa menarik tarif,” ujarnya.

Pihak Pemprov DKI sendiri memang belum menentukan tarif untuk ini. Masalah tarif akan dibicarakan Pemprov DKI secepatnya dengan PAM Jaya selaku pihak pengelola. Rencananya, Pemprov DKI akan mengadakan infrastuktur pemenuhan air minum di delapan pulau yang ada di sekitar Kepulauan Seribu pada 2017.

 

Laporan: Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh: