Jakarta, Aktual.co — Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan, bahwa ekonomi Rusia menyusut dua persen dalam tiga bulan pertama tahun ini, sejak kontraksi pertama tahun 2009 lalu. Dia menghubungkan penyusutan tersebut akibat tekanan sanksi dan harga minyak yang melemah.

Demikian dilansir BBC Business, Rabu (22/4), saat berpidato di depan anggota Parlemen, Medvedev justru mengatakan situasi ekonomi tidak seburuk tahun 2009 dan tetap stabil.

Dia mengatakan, Rusia menghadapi realitas baru.dan tekanan terberat datang dari “keputusan politik utama tahun lalu – kembalinya Krimea ke Rusia.

Sanksi-sanksi Barat yang diberlakukan setelah Rusia menganeksasi wilayah Crimea Ukraina pada bulan Maret 2014, dan meningkat selama pertempuran di timur Ukraina, di mana Moskow mendukung pasukan separatis.

Medvedev menerangkan, bahwa sanksi yang dihasilkan dari ini yang menyebabkan masalah ekonomi yang signifikan. Dia memperkirakan bahwa kerugian akibat sanksi tersebut pendapatan dari beberapa ekspor luar negeri sebesar USD26.7 miliar, 1,5 persen dari produk domestik bruto, angka tersebut menurutnya bisa meningkatkan beberapa kali tahun ini.

Artikel ini ditulis oleh: