Jakarta, Aktual.co — Kuba memberikan dukungan tanpa syarat kepada Venezuela, setelah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menjatuhkan hukuman baru atas pejabat tinggi di negara bergolak penghasil minyak Amerika Selatan dan sekutu terdekat Havana itu.
Pernyataan resmi, yang disiarkan di media negara pulau itu, menyebut perintah pemberlakuan hukuman oleh Obama sebagai tindakan sewenang-wenang dan agresif.
“Kuba menegaskan lagi dukungan tanpa syaratnya dan dukungan rakyat untuk Revolusi Bolivar, pemerintahan sah Presiden Nicolas Maduro, dan saudara-saudara rakyat Venezuela yang heroik,” demikian pernyataan tersebut, dikutip dari AFP, Selasa (10/3).
Tanggapan Kuba itu menjadi konfrontasi publik pertama dengan Amerika Serikat, sejak kedua negara memulai pembicaraan pada Desember untuk memulihkan hubungan diplomatik.
Kuba bergabung dengan sekutu kiri lain kawasan tersebut, yang membela Venezuela setelah pemberlakuan sanksi itu.
Menteri Luar Negeri Ekuador memperingatkan bahwa blok Amerika Selatan UNASUR tidak akan mengizinkan campur tangan asing ataupun kudeta di Venezuela.
Di Karakas, Maduro menolak keras sanksi baru itu.
Tak lama setelah sanksi itu diumumkan, ia memanggil pulang perwakilan di Washington dan menyatakan tindakan AS itu sebagai “tindakan paling agresif, tidak adil dan merugikan terhadap Venezuela”.
Maduro menyebut sanksi itu “luapan kasar” Obama, sementara ia dikelilingi puluhan menteri dan pemimpin militer di istana kepresidenan.
“Anda tidak punya hak untuk menyerang kami dan menyatakan bahwa Venezuela merupakan ancaman bagi rakyat Amerika Serikat. Ancaman bagi rakyat Amerika adalah diri anda sendiri,” katanya dalam pidato dua jam.
Ekonomi Venezuela dalam krisis, dengan melonjaknya inflasi dan harga-harga barang tidak tersedia atau tidak terjangkau sebagian besar warga di pasar gelap.
Maduro menanggapi kondisi itu dengan meningkatkan upaya menghentikan perselisihan pendapat, menahan tokoh-tokoh oposisi dan seringkali mengungkap rencana kudeta.
Saat mengaktifkan kembali sanksi tersebut, Obama menyebut situasi di Venezuela “ancaman luar biasa terhadap keamanan nasional” Amerika Serikat.
Sanksi itu menargetkan pejabat-pejabat Venezuela yang oleh AS dikaitkan dengan kasus pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pembubaran unjuk rasa anti-pemerintah pada 2014 yang menewaskan 43 orang.
Dalam sanksi itu, rekening bank di AS dan properti tujuh pejabat, termasuk seorang kepala polisi dan kepala intelijen, dibekukan.
Artikel ini ditulis oleh:

















