Semarang, Aktual.com — Partai Golkar kubu Agung Laksono mengaku bakal mendukung pasangan calon (paslon) Wali Kota-Wakil Wali Kota Pekalongan yang dicalonkan melalui Golkar kubu Aburizal Bakrie (ARB).

Ketua DPD Partai Golkar Kota Pekalongan versi AL, HM Bowo Leksono menyatakan pihaknya tetap memberikan persetujuan rekomendasi kepada Dwi Heri Wibowo-Tulis Sutarip sebagai paslon kepala daerah. Akan tetapi, persetujuan rekomendasi kepala daerah dari kubu AL itu tidak ada perjanjian secara mengikat.

“Ini sudah saya tandatangani, dan ternyata mereka wanprestasi atau tidak ada komitmen, itu tidak jadi masalah yang dipersoalkan. Yang penting sudah ditandatangani,” ujar dia kepada aktual.com, di Pekalongan, Jum’at (31/7).

Dirinya berasalan rekomendasi yang diberikan itu karena panggilan organisasi. Meski, kedua paslon sebelumnya sampai saat ini belum ada komunikasi politik.

Saat ini, kata dia, partai Golkar yang ada kubu AL dan kubu ARB. Jalan organisasi berbeda-beda, walaupun satu partai Golkar.

“Memang saat ini jalan organisasi partai Golkar berbeda-beda, walaupun satu Golkar. Artinya tidak boleh saling mengklaim satu sama lain, dan bukan intervensi ini anak buahnya siapa,”

“Kita tidak ada komitmen lain apapun. Kita komitmen mendukung Heri-Tulis karena itu rekomendasi dari ketua umum kami (AL). Mereka juga harus menghormati kami. Bila mereka wan prestasi, itu tidak masalah,” tambahnya.

Ditegaskan, terganjalnya pendaftaran calon pasangan kepala daerah oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), bukan karena belum ditandatangani kubu AL. Melainkan, nama Dwi Heri Wibowo-Tulis Sutarip sebagai paslon kepala daerah yang diusung kebetulan sama dengan rekomendasi paslon dari kubu AL.

“Saya baru menerima rekomendasi pada Senin (27/7) malam lalu. Barulah jam 3 sore hari Selasa (28/7) kami bahas bersama pengurus kubu AL. Secara kebetulan kami sepakat mengusung kedua nama yang diusung versi ARB.”

Dirinya menampik isu yang berkembang bahwa akan dipecat jika tidak menandatangani rekomendasi kepada calon kepala daerah versi kubu AL. Menurutnya, isu itu hanya sebuah trik politik supaya menandatangani rekomendasi nama Heri-Tulis.

Artikel ini ditulis oleh: