Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar pimpinan Agung Laksono, Yorrys Raweyai, mengatakan perundingan islah pilkada Golkar antarkedua kubu partai beringin sulit mencapai titik temu.
“Sulit untuk ketemu jika melihat draf pokok perundingan yang diajukan kubu Aburizal Bakrie,” kata Yorrys di Jakarta, Kamis (18/6).
Yorrys mengatakan pokok perundingan yang diajukan kubu Aburizal Bakrie penuh kejanggalan dibandingkan perjanjian kesepakatan awal yang ditandatangani Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Dia menjabarkan dalam pokok perundingannya yang berjumlah sembilan lembar, kubu Aburizal membawa semangat DPP Partai Golkar hasil Munas Riau yang jelas-jelas kepengurusannya telah didemisionerkan.
Kubu Aburizal meminta agar kubu Agung Laksono menghentikan pembentukan pelaksana tugas dan aktivitas kepartaian lain atas nama Partai Golkar sebagai bentuk penghormatan dan kepatuhan terhadap putusan Provisi PN Jakarta Utara, tanggal 1 Juni 2015.
Selain itu kubu Aburizal juga meminta dibangun soliditas dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan yang rukun sebagai suatu kesatuan kepengurusan DPP Partai Golkar hasil Munas VIII, Riau.
Dua hal itu, menurut Yorrys, mencerminkan kubu Aburizal membawa semangat Munas Riau yang telah didemisionerkan, ke dalam tim perundingan islah Partai Golkar.
Selain itu Yorrys membeberkan dalam pokok perundingannya kubu Aburizal kembali menuding pihak-pihak lain ikut campur tangan dalam partai beringin.
Kubu Aburizal meminta agar campur tangan dan pengaruh kekuatan-kekuatan politik di luar Partai Golkar dihilangkan guna mewujudkan platform perjuangan Partai Golkar sebagai partai yang modern, mandiri, solid dan demokratis.
Artikel ini ditulis oleh: