Jakarta, Aktual.co — Ketua DPP Partai Golkar versi Munas Bali, Tantowi Yahya menegaskan jika pihaknya dalam perseteruan dualisme kepengurusan partai beringin ini sejak awal tidak pernah bermain kasar.
Hal itu menanggapi tudingan kubu Agung Laksono jika penyerangan kantor DPP Partai Golkar pada dini hari kemarin, dilakukan oleh pihak Munas Bali.
“Sedari awal kita tidak pernah main keras apalagi melibatkan preman seperti itu. Saya yakin publik tahu yang mana yang mengedepankan etika dan dialog dalam mencari kebenaran. Yang mana yang mengedepankan kekerasan dalam mencari pembenaran,” ucap Tantowi ketika dihubungi, di Jakarta, Selasa (9/6).
Dirinya tak menampik bila tudingan tersebut hanya bertujuan untuk menggiring opini. Terlebih, ketika proses hukum yang dilakukan semuanya memenangkan pihak Ical.
“Dari dulu sudah terjadi penggiringan opini. Syukurlah pengadilan tidak termakan dengan permainan ini. Kita menang karena memang kita benar,” ucap Wakil Ketua Komisi I DPR RI itu.
Oleh karena itu, sesuai dengan putusan pengadilan negeri Jakarta Utara bahwa yang berhak menjalankan roda organisasi termasuk menggunakan kantor DPP adalah kepengurusan hasil Munas Riau dengan ketua Aburizal Bakrie.
“Sesuai Putusan Sela PN Jakut yang menjalankan DPP sekarang adalah Kepengurusan Hasil Munas VIII di Riau. Kepengurusan ini harus berkantor di DPP,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang