Kulon Progo, aktual.com – Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya menekan angka pengangguran di wilayah ini dengan mengoptimalkan Balai Latihkan Kerha menyiapkan tenaga kerja yang profesional dan dibutuhkan pasar.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kulon Progo Eko Wisnu Wardana di Kulon Progo, Rabu (13/11), mengatakan angka pengangguran pada 2017 sebesar 1,99 persen, dan 2018 turun menjadi 1,49 persen.

“Pada 2019, kami mentargetkan angka pengangguran turun lagi,” kata Wisnu.

Ia mengatakan disnakertrans melalui Balai Latihan Kerja (BLK) menyiapkan sumber daya manusia unggul menghadapi beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta. Adapun langkah yang dilakukan, yakni pelatihan dan pendidikan terhadap warga terdambak Bandara Internasional Yogyakarta, bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI), Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD), PT. Angkasa Pura I lan PT. Angkasa Pura Support.

“Sampai saat ini sudah ada 2.110 warga Kulon Progo yang mendapat pelatihan kerja dan sudah bekerja sesuai bidang masing-masing,” katanya.

Namun demikian, Wisnu mengatakan angka pengangguran di wilayah ini yang bertambah 6.000 jiwa setiap tahun.

“Angka penangguran di Kulon Progo tidak selalu turun, karena setiap tahun ada lulusan SMA/SMK yang mencapai 6.000 jiwa,” kata Eko.

Ia mengatakan setiap Januari, disnakertrans akan melakukan pendataan atas 6.000 jiwa yang lulus SMK/SMA. Pendataan mulai dari lulusan yang melanjutkan kuliah, dan kerja. Ia mencontohkan bila dari angka kelulusan 6.000 jiwa pertahun, tapi yang melanjutkan kuliah hanya 1.000 jiwa, artinya 5.000 jiwa ini diupayakan bekerja.

“Kami Januari nanti, akan melakukan pendataan minat calon siswa. Nanti baru diketahui jumlah angka pengangguran di Kulon Progo,” katanya.

Eko Wisnu mengatakan setelah mendapat data pasti jumlah pengangguran yang setiap tahun bertambah, disnakertrans akan meningkatkan kompetensi dan daya saing. Harapanya, yang bersangkutan memiliki kompetensi dan daya saing di atas calon tenaga kerja dari lain daerah.

“Kami juga mengajak mereka berwirausaha. Sehingga, angka pengangguran dapat ditekan seminimal mungkin,” katanya.

Untuk mengukur keberhasilan pengurangan angka pengangguran, disnakertrans akan membuat album keberhasilan. Alumni-alumni akan didata dan dibuatkan album.

“Tujuan pembuatan album ini untuk mengetahui yang belum bekerja menjadi pekerja, yang belum menghasilkan pendapatan menjadi yang berpenghasilan. Dari album itu akan menjadi catatan atau cerita untuk mendorong pengangguran berprestasi,” katanya.

Ketua FPKB DPRD Kulon Progo Suharto mendorong Pemkab Kulon Progo menyiapkan calon tenaga kerja yang andal dengan adanya proyek Bandara Internasional Yogyakarta. Disnakertrans juga harus memberikan pelatihan berwirausaha mandiri.

“Dengan adanya bandara inu, warga Kulon Progo menjadi tuan di daerah sendiri sehingga permasalahan pengangguran dapat segera diatasi,” katanya. [Eko Priyanto]

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin