Jakarta, Aktual.com – Sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam diketahui telah dikumpulkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pada Jumat (26/10) malam.
Diikuti Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, para petinggi ormas Islam melakukan pertemuan tertutup selama tiga jam bersama JK.
Usai pertemuan, para petinggi ormas yang hadir pun menyepakati lima poin yang dibacakan oleh Jusuf Kalla.
Pernyataan bersama, demikian lima poin itu disebutkan, diharapkan mampu meredam amarah umat yang ditimbulkan oleh insiden pembakaran bendera tauhid di Garut, Jawa Barat, Senin (22/10) lalu.
JK berharap, pernyataan bersama ini dapat menjadi sebuah langkah semua pihak untuk menjalankan nilai-nilai Islam secara damai.
“Kami sepakat mengajak seluruh masyarakat untuk menahan diri agar tidak lagi memperbesar masalah,” terang JK usai rapat bersama Ormas Islam di rumah dinasnya, Jakarta Pusat.
Menurut JK, pertemuan ini memang dimaksudkan agar masyarakat tak terpecah belah. Ia menambahkan, pemerintah dan ormas Islam pun sangat menyesalkan insiden pembakaran tersebut.
“Kami menjaga kedamaian, kita kembalikan kepada hukum dan juga ukhuwah Islamiyah tetap terjaga. Itu pokok dari masalah ini,” ujarnya.
“Pimpinan GP Anshor serta Nahdlatul Ulama menyesalkan peristiwa tersebut dan telah memberikan sanksi atas perbuatan yang melampaui prosedur yang telah ditetapkan dan berharap tidak terulang kembali,” sambungnya.
Pertemuan yang diinisiasi oleh JK ini dihadiri oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Sedangkan dari pihak ormas, hadir di antaranya Ketua MUI Ma’ruf Amin, Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar nasir, Ketua PBNU Said Aqil Siradj, Imam Besar Masjdi Istiqlal Nazarudin Umar, Ketua Syarikat Islam Hamdan Zoelva, Ketua Umum Persis Maman Abdurrahman dan Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Mohammad Siddik.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan