Samsunur menyebutkan dulu ia memakai becak kayuh sejak 1985, pada 2007 baru memakai becak motor. Hampir 34 tahun ia menjadi tukang becak.
Ia memiliki langganan orang pasar seperti penjual sate, bubur candil, buah-buahan, petani untuk mengangkut pupuk atau benih, orang menjual baju dan lainnya.
“Semua yang bisa saya angkut muatannya, pasti dibantu dengan tarif sesuai pemberian mereka. Tidak saya patok, terkadang diberi Rp5 ribu, Rp7 ribu bahkan lupa dibayar ,” ujarnya.
Ia menerapkan sistem “bayar seikhlasnya” ke setiap pelanggan dan orang yang memakai jasanya.
Samsunur pindah ke Solok pada 1985 saat menikah dengan Kasmawati. Dulu istrinya membantu keuangan dengan berjualan makanan ringan seperti kerupuk kuah di depan rumah. Sejak operasi kista pada 2010, Kasmawati tidak lagi menjual kerupuk.
Artikel ini ditulis oleh: