Jakarta, Aktual.com — Perdana Menteri Narendra Modi mengadakan kunjungan selama dua hari ke Uni Emirat Arab (UEA) pada Minggu, (16/8) lalu. Hal itu menjadi kunjungan pertama Perdana Menteri India tersebut di negara itu selama tiga dekade sebelumnya.
“Kunjungan Modi ke Masjid Agung merupakan sinyal jelas bahwa ia ingin mengubur ‘bagasi komunalis’ sendiri dan membangun reputasi pluralistik India dan menyoroti peran Islam dalam sejarah India,” terang Kadira Pethiyagoda, Humas Brookings Doha Center saat mengunjungi rekan di Asia-Timur Tengah, kepada Reuters.
Pada hari pertama, Modi mengunjungi Masjid utama di Abu Dhabi yaitu Masjid Agung Sheikh Zayed yang dikenal sebagai masjid terbesar ketiga di dunia.
Kunjungan Modi untuk mitra dagang terbesar ketiga di India setelah AS dan Tiongkok secara luas dilihat sebagai “isyarat damai” dengan minoritas Muslim.
“Mengunjungi UEA, secara keseluruhan, akan memiliki dampak besar pada kehormatan India dan Muslim, meskipun Perdana Menteri telah mengunjungi beberapa negara Asia Tengah dan Bangladesh pada masa lalu,” Asisten Modi, Zafar Sareshwala, yang telah sebelumnya tiba di UEA dalam rangka persiapan kunjungan selama berbulan-bulan, kepada laman The Hindu.
“Muslim India yang melihat ke dunia Arab sebagai pemimpin dalam urusan agama mereka.”
Ketika Modi terpilih, ketakutan terbesar bagi umat Islam adalah bahwa kehidupan mereka akan terpengaruh. Modi telah gagal menciptakan rasa aman di kalangan minoritas khususnya umat Islam di India.
Kabarnya, mayoritas Ulama dan rakyat jelata Muslim merasa bahwa bahkan setelah menjadi Perdana Menteri, hati Modi adalah bagi umat Hindu, dan bahwa ia harus memperluas lingkupnya yang bertujuan untuk mengatur semua aspek yang sifatnya inklusif.
Modi juga telah dikritik karena diduga gagal untuk menghentikan kerusuhan Gujarat 2002 yang menewaskan lebih dari 2.000 orang, sebagian besar adalah Muslim.
Perdana Menteri membantah melakukan kesalahan dan kemudian dibebaskan dari semua tuduhan oleh pengadilan tertinggi.
Keputusan UEA untuk mengalokasikan lahan untuk kuil Hindu pertama Abu Dhabi telah dipuji oleh PM India yang menggambarkan langkah itu sebagai “langkah besar”.
“Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah UEA untuk keputusan mereka untuk membagikan tanah dalam membangun kuil di Abu Dhabi. Ini adalah langkah besar, “Moddi menulis di Twitter.
Keputusan ini juga disambut tepuk tangan meriah dari para peneliti India.
“Akan ada orang-orang yang berpikir bahwa proyek itu adalah tentang dia [Modi] yang menuntut pembangunan sebuah kuil atau mendorong terlaksananya agenda agama. Hal ini tidak ada kaitan apapun tentang itu,” Samir Saran, wakil presiden Observer Research Foundation, sebuah think tank yang berbasis di Delhi, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Itu hanya kasus dimana dia menjadi pemimpin pertama dari India untuk pergi ke UEA setelah waktu yang lama, dan itu adalah sikap yang bijak.
“Hal ini masih berkisar tentang hubungan kerjasama perdagangan … Modi pasti tidak pergi melobi untuk sebuah kuil.”
Kunjungan, yang pertama oleh seorang perdana menteri India sejak perjalanan Indira Gandhi pada tahun 1981, diharapkan dapat memberikan dorongan kepada sejumlah pihak yang sudah memiliki ikatan ekonomi yang kuat antara kedua negara tersebut.
Mewakili lebih dari 30 persen dari populasi Emirat, India memiliki sekitar 2,6 juta ekspatriat India.
“Kunjungan perdana menteri adalah sangat penting dan strategis dalam hubungan bilateral kita dan termasuk pada pertumbuhan diplomatik, ekonomi, energi dan kerja sama pertahanan antara kedua negara,” kantor berita UEA WAM mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed al Nahyan.
Jumlah Muslim India diperkirakan sekitar 180 juta dari 1,1 miliar orang, populasi Muslim terbesar ketiga di dunia setelah orang-orang dari Indonesia dan Pakistan. (Sumber: Reuters dan The Hindu)
Artikel ini ditulis oleh: