Fahri Hamzah saat mengunjungi Museum Tsunami Aceh (Foto: Novrizal Sikumbang, Senin 12/12/2016)
Fahri Hamzah saat mengunjungi Museum Tsunami Aceh (Foto: Novrizal Sikumbang, Senin 12/12/2016)

Banda Aceh, Aktual.com – Sebelum meninggalkan Aceh dalam rangka kunjungannya sebagai Wakil Ketua DPR RI untuk memberikan bantuan dan pengawasan terhadap korban gempa bumi, di kabupaten Pidie Jaya, Fahri Hamzah bersama anggota dewan Dapil Aceh Fadhullah menyempatkan diri untuk berkunjung ke museum tsunami.

Politikus PKS ini nampak antusias untuk mengikuti semua rangkaian perjalanan di dalam museum yang merupakan desain dari Walikota Bandung Ridwan Kamil tersebut. Meskipun, sesekali pria asal NTB itu mengaku saat kejadian Tahun 2004, dirinya juga pernah melakukan kunjungan ke kota Serambi Mekkah.

“Waktu kunjungan ke Aceh, hanya menggunakan pesawat Pak JK (Jusuf Kalla) dan tidak bisa keluar karena tidak ada transportasi. Yang ada hanya transportasi pengangkut mayat, jadi kami langsung bergabung dengan transportasi pengangkut mayat yang saat itu banyak mayat bergelimpangan ketika itu,” ungkap Fahri disela-sela lawatannya, di Museum Tsunami Aceh, di Jalan Sultan Iskandar Muda, Sukaramai, Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Senin (12/12).

Dikatakan Fahri, peristiwa tsunami yang melanda Aceh pada 2004 silam tentu menjadi memori luar biasa baik bagi masyarakat Aceh ataupun bangsa Indonesia sendiri.

Sebab, sambung dia, peristiwa Tsunami memang sangat luar biasa dalam kacamata kemanusian, peristiwa itu langsung menghilangkan seperempat juta lebih nyawa lenyap dan wafat dalam hitungan detik yang singkat sekali.

“Sehingga peristiwa itu layak diabadikan menjadi memori kolektif bangsa ini melambangkan dasyatkan peristiwa itu,”papar dia.

Masih dalam kesempatan berbincang, Fahri menegaskan dalam kondisi apapun dalam dinamika yang ada di Aceh tidak akan bisa dilepaskan dari memori sejarah yang ada di bangsa ini.

“Bangsa ini disangkutkan oleh peristiwa-peristiwa kolektif termasuk Aceh dalam sejarah, perang kemerdekaan, kerajaan-kerajaan, dan pasca kemeredekaanpun secara konsisten menujukan posisinya sebagian dari masyarakat bangsa ini,”papar dia.

Oleh karena itu, Fahri menegaskan musuem tidak hanya menjadi memori kolektif masyarakat Aceh saja melainkan bangsa ini secara umum.

“Itu menjadi penting dengan adanya museum ini, saya mengharapkan adanya keterliabatan menteri terkait dalam memantains agar musuem lebih baik dan masyarakat lain untuk datang dan bahkan akan merayakan ultahnya di desember ini,” tandas dia.

Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Arbie Marwan