Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina (Persero) memperkirakan tingkat konsumsi bahan bakar jenis premium saat mudik lebaran 2017 menurun dibandingkan pada lebaran tahun sebelumnya.
“Penurunan prediksi premium 2017 lebih rendah 2016 karena pada lebaran 2016 lalu terjadi kondisi awal peralihan konsumsi dari produk PSO (subsidi) ke Pertamax series (nonsubsidi) sehingga kenaikan nonsubsidi sangat signifikan,” kata Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar di Kantor Pertamina, Jakarta, Senin (22/5).
Untuk premium pada masa 2016, turun tujuh persen dari rata-rata konsumsi harian, di mana stok harian 70.566 kiloliter perhari, sedangkan ketahanan saat masa lebaran 65.708 kiloliter per hari.
Sedangkan pada lebaran 2017, naik lima persen dari kebutuhan rata-rata harian yang sebesar 38.231 kiloliter per hari menjadi 40.142 kiloliter per hari, sehingga pada lebaran tahun 2016 premium memiliki pasokan 65.708 kiloliter per hari sedangkan lebaran 2017 hanya 40.142 kiloliter per hari.
Selanjutnya, perkiraan berdasarkan kecenderungan penjualan dan realisasi Januari sampai Maret pada seluruh konsumsi gasoline (premium + pertamax series) akan mengalami kenaikan 9,7 persen dibanding harian normal.
Perkiraan Gasoil (Solar/Bio + Pertamina Dex series) akan mengalami penurunan minus 8,2 persen, namun sisi Pertamina Dex dan Dexlite akan mengalami kenaikan 10 persen.
Lebih lanjut, Iskandar memaparkan perkiraan stok selama musim penugasan lebaran nanti, Satuan Tugas nanti akan menunggu pengumuman pemerintah, biasanya polanya h-12 hari plus h+12 hari. Selama musim pengamanan stok lebaran Pertamina menjaga pada tingkat yang ditentukan, posisi stok per tanggal 21 Mei, premium berada pada level tinggi yaitu 24 hari.
“Biasanya kita levelnya di bawah 20 hari. Level ini lah yang kami jaga sampai nanti pasca lebaran, bergeser tidak boleh turun di bawah 20 hari. Supaya sampai di terminal BBM depot terakhir stok kita aman,” katanya.
Lebih spesifik lagi, solar di posisi 26 hari, pertamax 24 hari, Pertamax turbo 22 hari, dan elpiji 16 hari. Sedangkan avtur 22 hari, pertalite 21 hari, minyak tanah 66 hari karena volume relatif kecil tinggal wilayah timur Indonesia yang belum konversi atau sekitar 1.807 KL per hari.
“Persiapan kami sudah cukup lumayan,” tambahnya.
ANT
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan