Sejumlah perwakilan pelajar dari berbagai sekolah dan pegawai mengikuti upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional 2016 di halaman Kemendikbud, Jakarta, Senin (2/5/2016). Hardiknas dihadiri ratusan pendidik dan peserta didik dengan menggunakan pakaian adat, Hardiknas 2016 bertemakan "Nyalakan Pelita, Terangkan Cita-cita".

Kudus, Aktual.com – Pengembang Kurikulum Ahli Madya Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Baharudin mengatakan kurikulum merdeka bakal diperkenalkan secara luas sebagai kurikulum nasional pada tahun 2024.

“Tentunya nanti sekolah-sekolah akan menerapkannya. Sedangkan saat ini mengukur kesiapan sekolah di Tanah Air,” ujarnya di Kudus, Jawa Tengah, Minggu.

Sementara target sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka, kata dia, diserahkan ke masing-masing satuan pendidikan karena menjadi pilihan mereka.

Nantinya, sekolah yang siap, diapresiasi karena pilihannya berdasarkan konteks dan kesiapan sekolah masing-masing.

Terkait dengan dukungan anggarannya, kata dia, tentunya akan disesuaikan setelah ditetapkan menjadi kurikulum nasional pada 2024, sehingga akan ada penyesuaian terkait pelatihan dan sebagainya.

“Termasuk bagaimana kurikulum ini tersosialisasi secara luas sehingga satuan pendidikan dan bapak ibu guru merasa menerima kurikulum dengan sangat baik,” ujarnya.

Hal terpenting, kata dia, bagaimana peserta didik terlayani dengan baik.

Untuk sementara ini, disiapkan juga beberapa aplikasi yang bisa untuk pelatihan mandiri yang disiapkan sehingga ibu guru bisa mengakses beberapa dokumen kurikulum merdeka dan modul-modul yang lain yang bisa dipahami.

Pada dasarnya,  kurikulum ini kelanjutan dari kurikulum sebelumnya dengan fokus yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik ketika belajar.

“Ada profil belajar Pancasila, yang menjadi tujuan utama proses pendidikan ini yang diimplementasikan dalam projek profilnya,” ujarnya.

Bapak ibu guru, kata dia, diberi keleluasaan materi dan proses belajar sesuai kondisi peserta didik dan dukungan di satuan pendidikan.

Sementara hasilnya, anak-anak memiliki kompetensi maksimal yang mencakup tiga hal. Secara pengetahuan anak-anak hebat dan keterampilan juga luar biasa, kemudian memiliki profil sopan santun yang secara ketimuran maksimal.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Nurman Abdul Rahman