Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank bergerak melemah 23 poin menjadi Rp12.294 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.271 per dolar AS.
“Untuk sementara sentimen negatif mewarnai pergerakan mata uang rupiah seiring dengan munculnya optimisme perekonomian Amerika Serikat akan terus meningkat,” kata Kepala riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (3/12).
Ia menambahkan bahwa optimisme ekonomi AS itu menyusul ekspektasi meningkatnya jumlah tenaga kerja di negeri Paman Sam itu, ditambah dengan pernyataan dari Wakil Gubernur Federal Reserve Stanley Fischer yang mengatakan penurunan harga minyak dunia merupakan anugerah bagi perekonomian AS karena akan menningkatkan konsumsi.
“Tetap waspada dan antisipasi pelemahan lanjutan pada rupiah terhadap dolar AS,” ucapnya.
Namun, lanjut dia, masih adanya respon positif terhadap rilis data ekonomi Indonesia menahan pelemahan rupiah lebih dalam. kondisi mata uang rupiah saat ini cenderung masih relatif stabil.
“Meski dari dalam negeri terdapat sentiment positif namun belum cukup kuat mengimbangi sentimen eksternal,” katanya.
Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Rully Nova menambahkan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah cenderung dipengaruhi sentimen eksternal. Secara fundamental, mata uang rupiah masih terbuka ruang untuk kembali bergerak menguat seiring dengan investor pasar uang yang masih optimis terhadap perekonomian Indonesia.
“Ada ekspektasi positif terhadap ekonomi Indonesia seiring dengan data neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus pada periode Oktober 2014,” katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.295 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp12.276 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka