Beranda Eksklusif Voice of Freedom Kutukan Cardano dan Peluang Fifty-Fifty Para Finalis

Kutukan Cardano dan Peluang Fifty-Fifty Para Finalis

Ahmad Fadhli | Peminat Behavioral Economics

Beberapa waktu lalu, ada seorang pejabat daerah sekaligus mantan tim sukses Calon Presiden (Capres) 2019 dari wilayah Indonesia Timur menghubungi saya. Dalam telepon, dia menyampaikan; “Adinda tolong buatkan sebuah tulisan tentang Final Piala Dunia”. Alasan beliau, selain tulisan saya dinilai receh dan remah rengginang, tulisan saya juga selalu membuktikan semua Timnas yang pernah saya bahas pasti selalu bertanding (Asyeeem).

Dan, benar saja. Spontan, baru terpikir oleh saya, sudah dua tulisan “nyeleneh” saya tentang Timnas Piala Dunia: Belanda dan Maroko ternyata berbuah kekalahan. Padahal sama sekali, saya tidak pernah membahas soal prediksi kekalahan atau kemenangan. Tulisan saya hanya membahas soal ‘Behavioral Economics’ dan hubungannya dengan sejarah sepakbola negara tersebut.

Tentu saja, tinggal beberapa jam lagi menuju kick off Final Piala Dunia 2022. Sekali lagi, saya tidak begitu tertarik untuk membahas siapa yang akan menjadi Juara (Prancis atau Argentina), siapa yang akan menciptakan gol indah (Mbappe atau Messi) atau pun berapa banyak gol yang akan tercipta dalam pertandingan nanti. Sebab jika bicara soalan tadi, maka sebaiknya kita berbicara soal peluang (yang pernah dipelajari dalam mata kuliah dasar-dasar statistika) terlebih dahulu. Seketika, teringat ‘dongeng ilmiah’ dari seorang Professor favorit saya ketika kuliah yang bercerita tentang Cardano’s Curse (Kutukan Cardano).

Nama lengkapnya, Girolamo Cardano. Dia hidup di abad ke 16 dan berasal dari Milan, Italia. Beliau adalah seorang filsuf, astronom, dokter, fisikawan, statistikawan, matematikawan, musician, engineering dan ahli segala-galanya. Cardano adalah orang yang pertama meletakkan dasar-dasar teori peluang (probabilitas). Hal ini bermula karena kepiawaiannya akan bermain judi. Cardano bahkan menulis sebuah buku yang berjudul The Book on Games of Chance yang membahas mengenai peluang munculnya angka dadu dan koin.

Ada hal yang sangat menarik dari kisah hidup Cardano, yakni saat Cardano melakukan sebuah percobaan ilmiah untuk menghitung peluang (Probability) kapan dia akan mati. Hingga suatu ketika pada hari itu tiba, dia tidak mati juga. Karena kepalang tanggung, akhirnya Cardano pun bunuh diri untuk membuktikan hasil perhitungannya tersebut.

Kembali ke Final Piala Dunia. Jika kita belajar dari Kutukan Cardano tersebut, maka kedua timnas baik Prancis maupun Argentina masih punya peluang yang sama untuk menang (50:50). Apabila kita menggunakan data historical mengenai kedua timnas tersebut, maka tentunya keduanya sama kuat (masuk final). Bahkan keduanya pun sama-sama baru mengkoleksi dua trophy Piala Dunia. Hebatnya di dalam Piala Dunia, walau banyak masyarakat Indonesia yang menjadi supporter negara-negara peserta Piala Dunia mengklaim timnasnya paling hebat, namun tidak terjadi polarisasi seperti pada saat Pemilihan Presiden (Pilpres). Sekalipun mereka berbeda warna politik.

Supporter yang baik itu sejatinya seperti seekor landak. Landak itu jika memasuki musim dingin (winter), maka mereka akan masuk dan berlindung kedalam tanah. Kemudian setelah itu, landak tersebut akan kembali saling berdekatan dengan teman-temannya. Walaupun setelah itu mereka akan saling menusuk dan berjauhan tetapi kemudian mereka akan kembali untuk saling berdekatan lagi dan begitu seterusnya berulang. Peristiwa inilah yang dikenal dalam ilmu psikologi sebagai Hegdehog Dilemma (Landak Dilema).

Sudah saatnya masyarakat Indonesia menjdi lebih dewasa dalam sebuah permainan. Apalagi ketika menghadapi Pilpres 2024 nanti, selayaknya supporter Piala Dunia, walaupun kalah namun kita semua harus tetap cool dan menerima kekalahan dengan lapang dada seperti Timnas Piala Dunia.

Artikel ini ditulis oleh:

Megel Jekson