Jakarta, Aktual.co — Mantan Menteri Ekonomi RI Kwik Kian Gie mengatakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp2.000 itu sangat memberatkan rakyat. Pasalnya rakyat dipaksa harus mengeluarkan uang lebih besar menjadi Rp8.500 dari Rp6.500.
“Kita bisa bayangkan bagi pengendara motor, bajaj dan angkutan umum, mereka adalah masyarakat yang paling merasakan dampaknya. Pemerintah menaikan BBM dengan kompensasi kartu sakti lalu apakah setiap pengendara motor dan supir angkutan umum itu akan difasilitasi kartu sehat atau kartu keluarga sejahtera itu? Kan tidak ada jaminan seperti itu,” kata Kwik saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (18/11).
Kwik menyebut bahwa BBM bersubsidi merupakan hal yang strategis dan memiliki pengaruh luas terhadap berbagai bidang. Maka dari itu, kenaikan BBM dengan kisaran yang signifikan itu tentu akan sangat berdampak kepada kondisi pasar dan rakyat kita sendiri.
Anehnya, lanjut dia, Pemerintah selalu mengatakan pengeluaran APBN tertekan karena mensubsidi rakyat.
“Padahal kan APBN punya dua sisi. Ada sisi pendapatan, dan ada pengeluaran. Negara juga kan punya pemasukan dari berbagai macam sektor, baik sektor migas ataupun sektor lainnya,” tambahnya.
Pemerintah juga tidak menjelaskan kemana alokasi dana subsidi itu akan dialihkan. Karena untuk mengalihkannya pemerintah wajib mendapatkan persetujuan DPR, karena akan berdampak pada apa yang sudah tercantum dalam APBN. Untuk itu jokowi juga harus segera mengajukan APBN-P 2015 untuk mencantumkan kemana alokasi itu dialihkan.
“Setelah dicabut subsidinya lalu mau dikemanakan? hanya dibilang kalau akan dialihkan ke sektor produktif. Tapi tidak dijelaskan ke sektor produktif mana dan berapa besarannya tiap masing-masing pos yang diberikan suntikan alokasi itu. Jelas dengan begini, Kebijakan Jokowi akan membuat menderita rakyat,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















