Jakarta, Aktual.co —  PT. Bank BNI Syariah meraup laba bersih Rp103,93 miliar hingga kuartal III 2014, atau tumbuh 19,93 persen dari periode yang sama pada 2013 sebesar Rp86,657 miliar.

BNI Syariah tinggal mengejar laba sekitar Rp26 miliar pada sisa waktu 2014, untuk mencapai target profitabilitas sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB) perusahaan di 2014, sebesar Rp130 miliar.

“Kita proyeksikan dengan sisa waktu tiga bulan, akan berhasil memenuhi target profitabilitas dan juga pembiayaan,” kata Presiden Direktur BNI Syariah Dinno Indiano di Jakarta, Senin (27/10).

Pembiayaan yang disalurkan BNI Syariah tercatat tumbuh 33,30 persen pada kuartal III 2014 sebesar Rp14,08 triliun dibanding periode yang sama di 2013 sekitar Rp10,56 triliun.

Penopang utama pembiayaan, menurut Dinno, adalah sektor konsumer di cabang sebesar 52,68 persen, dan komersial atau produktif di cabang sebesar 22,26 persen. Total nilai pembiayaan kedua lini itu adalah Rp10,551 triliun.

Di lini konsumer cabang, paling banyak ditopang oleh pembiayaan produk Griya IB Hasanah sebesar 83,18 persen.

“Kemudian ditopang juga oleh pembiayaan komersial 14,9 persen sebesar Rp2,1 triliun, mikro 7,27 persen atau sbesar Rp1,023 triliun dan pembiayaan dari kartu Hasanah 2,87 persen atau Rp404,097 miliar,” ungkap Dinno.

Sedangkan kesehatan likuiditas ditandai dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 36,24 persen menjadi Rp14,93 triliun pada kuartal III 2014 dari Rp10,96 triliun di periode yang sama di 2013.

Menurut Dinno, pertumbuhan pembiayaan, masih dikendalikan dengan tingkat rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) yang membaik dari 2,06 persen menjadi 1,99 persen.

Begitu juga dengan rasio pembiayaan dibanding simpanan (financing to deposit ratio/FDR) yang turun menjadi 94,29 persen dari 96,37 persen pada periode sama di 2013.

“Karena ‘funding’ kita cukup baik, akhirnya FDR kita turun,” ujar dia.

Sedangkan untuk rasio kecukupan modal (capital adequancy ratio/CAR), BNI Syariah berada di level 19,35 persen, salah satunya ditopang oleh suntikan modal dari entitas induk PT. BNI sebesar Rp500 miliar pada pertengahan tahun ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka