Sementara itu, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, Muhammad Iqbal menyayangkan narasi terorisme terjebak pada stigmatisasi kelompok ajaran Islam dengan narasi radikalisme agama.

“Ada kesalahan definisi juga pada makna radikal, seringnya orang Islam jadi korban stigma,” kata Iqbal.

Ia mengatakan bahwa radikal adalah sebuah pikiran atau sikap lompatan melakukan perubahan. Tidak ada masalah pada makna asli radikal. Namun saat ini sikap radikal ini diwujudkan dengan tindak kejahatan yang melawan norma sosial maka radikalisme menjadi masalah.

Stigmatisasi pada kalangan penganut Islam justru bisa memicu sikap radikal yang salah dalam beragama menjadi subur.

“Yang awalnya mereka tidak mau, akhirnya sekalian jadi teroris karena dituduh terus,” ucapnya.