Jakarta, Aktual.com – Ketua PW Lakpesdam NU DKI Jakarta, Husny Mubarok Amir, mendesak Presiden Joko Widodo, untuk menetapkan tanggal 22 Oktober, sebagai hari santri. Karena, preside Joko Widodo ketika kampanye Pilpres 2014 lalu, berjanji akan menetapkan Hari Santri Nasional.
“Ini harus segera ditetapkan Presiden agar sejarah perjuangan bangsa ini tetap terjaga,” kata Husny Mubarok di Jakarta, ditulis Jumat (2/10).
Husny Mubarok memaparkan, jika 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, karena ada sejarah yang melatarbelakanginya, yakni gerakan 30 September 1965 (G30S PKI), yang ingin mengubah dasar negara Indonesia dari Pancasila dengan paham komunis.
Husny Mubarok juga menjelaskan desakan agar Presiden Jokowi menetapkan tanggal 22 Oktober itu sebagai Hari Santri Nasional. Karena pada tanggal tersebut, kaum nahdliyin, dengan tegas menyatakan perlawanannya terhadap sekutu pada zaman perang kemerdekaan.
“22 Oktober itu hari sakral bagi NU dan warga Nahdliyyin, sebab di tanggal itu resolusi jihad difatwakan oleh hadratusysyaikh Kyai Hasyim Asy’ari, yang kemudian setelahnya dengan gagah berani warga nahdliyin yang terdiri dari para kyai dan santri bergabung dengan rakyat lainnya, melakukan perlawanan terhadap sekutu, maka lazim kita peringati sebagai hari pahlawan,” tegasnya.
Artikel ini ditulis oleh: