Beijing, Aktual.com – Militer Amerika Serikat terus bergerak di mana pun hukum antarbangsa berlaku, termasuk di Laut Tiongkok Selatan, kata laksamana AS di Beijing, Selasa (3/11).

Pernyataan itu muncul sepekan setelah AS membuat berang Tiongkok dengan berlayar di pulau buatan di perairan sengketak tersebut.

“Laut dan udara antarbangsa milik setiap orang dan tidak ada satu negara pun berkuasa,” kata Laksamana Harry Harris dalam sambutannya di Pusat Stanford, Universitas Peking, dinukil dari AFP, Selasa.

“Militer kami akan terus terbang, berlayar dan bergerak kapan pun dan di mana pun hukum antarbangsa berlaku. Laut Tiongkok Selatan tidak –dan tidak akan– menjadi pengecualian,” katanya menambahkan.

Harris menjabat komandan pada Komando Pasifik AS dan pernyataan umum di ibu kota Tiongkok itu menjadi sasaran AS untuk menyelesaikan masalah jalur penting perairan strategis tersebut, tempat Beijing membangun batu dan karang di pulau buatan dengan menggunakan sarana militer.

Beijing mengklaim kedaulatan di sebagian besar perairan pada basis yang terpisahkan sebagaimana terlihat pada peta pertama Tiongkok era 1940-an.

Harris menjelaskan bahwa klaim itu bias dan didasarkan pada yang disebut “garis sembilan titik”.

Washington berulang kali mengatakan tidak mengakui klaim Tiongkok pada wilayah perairan di sekitar pulau-pulau buatan.

Kapal perang USS Lassen berlayar di sekitar 12 mil laut setidaknya di gugusan daratan yang disengketakan di Kepulauan Spratly minggu lalu.

Harris mempertegas komentarnya dengan pernyataan damai, memuji hubungan AS-Tiongkok dan menunjukkan bahwa kapal Tiongkok dan AS saling mendatangi pelabuhan di masing-masing kedua negara besar tersebut.

“Beberapa pakar memprediksi akan datangnya perselisihan antarnegara kami. Saya tidak menganggap sebagai pandangan pesimistis,” kata Harris sebagaimana salinan pidatonya.

“Sementara kami pasti tidak setuju pada beberapa topik — sebagian besar publik menjadikan klaim Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan dan aktivitas kami di sana — terdapat beberapa wilayah di mana kami memiliki kesamaan,” katanya.

Operasi AS itu berbeda dari masalah kedaulatan menyangkut kepulauan itu.

Beijing menandaskan berdaulat di hampir seluruh Laut Tiongkok Selatan, bahkan perairan-perairan dekat pantai beberapa negara.

Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam, serta Taiwan, juga mengklaim berdaulat di kepulauan di Laut Tiongkok Selatan itu.

Artikel ini ditulis oleh: