Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat Manaor Panggabean saat melepas ekspor nanas segar senilai Rp39,8 miliar di Bandarlampung, Lampung, Kamis (9/11/2023). ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Bandarlampung, Aktual.com – Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat Manaor Panggabean melepas ekspor sebanyak 4.176 ton nanas segar asal Provinsi Lampung menuju ke China.

“Pemerintah saat ini mendorong agar produk dari berbagai komoditi lokal bisa diekspor sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan ekonomi di masyarakat,” ujar Sahat saat melepas ekspor di Bandarlampung, Lampung, Kamis (9/11).

Ia mengatakan kali ini pihaknya telah memfasilitasi pelaksanaan ekspor nanas segar asal Lampung menuju China.

“Nilai ekspor nanas segar ini cukup besar, sebesar Rp39,8 miliar dengan jumlah 4.176 ton dan permintaannya cukup banyak juga,” katanya.

Dia menjelaskan perjuangan untuk melaksanakan ekspor nanas segar dengan negara tujuan ekspor China itu sudah dilakukan selama delapan tahun lamanya.

“Ini perjuangan cukup berat karena sudah delapan tahun dan sekarang bisa ekspor, ini luar biasa. Nanti, selain China akan kita ekspor ke negara lain seperti Selandia Baru serta negara potensial lainnya,” ucapnya.

Sementara itu, Corporate Affair Director PT GGP Welly Soegiono mengatakan permintaan nanas dari China cukup tinggi, sebab populasinya mencapai 1,4 miliar orang.

“Kalau satu tahun per orang bisa mengonsumsi satu nanas, maka total yang dikonsumsi mencapai 370 juta ton,” katanya.

Ia mengatakan untuk tetap menjaga produktivitas nanas, pihaknya terus melakukan pendampingan kepada petani yang ada di Kabupaten Tanggamus dengan luas lahan 450 hektare.

“Pendampingan ini perlu dilakukan karena kalau mereka (petani) mengurus sendiri akan sulit dan saat ini kami sudah ada 21 sertifikat tingkat dunia. Kami sudah melakukan ekspor setiap pekan ke Singapura dan Jepang,” ucapnya.

Menurut dia, sampai saat ini ada 80 kontainer nanas yang sudah diekspor secara bertahap dengan tetap memperhatikan kualitasnya.

“Sudah ada 80 kontainer yang diekspor, tapi ini memang dilakukan secara bertahap. Jadi, petani mitra tetap akan sejahtera juga,” ucap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan
Rizky Zulkarnain